Kepulauan Marquesas Nusa Surga yang jadi Warisan Dunia Unesco

Kepulauan Marquesas: Pulau Surga yang jadi Warisan Dunia Unesco
Kepulauan Marquesas di Pasifik Selatan baru saja ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia UNESCO.(AFP)

KEPULAUAN Marquesas adalah hamparan pulau terpencil yang indah di Pasifik Selatan. Pada akhir pekan lalu, Nusa ini menjadi salah satu situs Warisan Dunia UNESCO.

Pahamn ini, konvensi UNESCO terbaru telah menambahkan 24 bangunan baru ke dalam daftar bersejarahnya, termasuk situs yang terkait dengan sejarah Nelson Mandela di Afrika Selatan, sebuah gua batu hutan hujan di Malaysia, dan reruntuhan kota Swahili di Kenya. Tetapi hanya sedikit wisatawan yang berkesempatan melihat sendiri Te Henua Enata (Tanah Orang).

Terdiri dari 12 pulau, yang setengahnya berpenduduk wilayah Polinesia Prancis ini dihuni sekitar 9.000 orang. Yang paling padat penduduknya adalah Nuku Hiva. 

Baca juga : Rempah Penghubung Budaya Antarbangsa di Asia Tenggara

Cek Artikel:  Ini 4 Destinasi Ciamik Sepanjang Pahamn di Arab Saudi

Menurut data dari Institut Tetaptik Polinesia Prancis (ISFP), 10.995 wisatawan mengunjungi Marquesas pada tahun 2023. Jumlah tersebut kurang dari 2 persen dari total jumlah wisatawan ke Tahiti. 

Dari pengunjung tersebut, dua pertiga dari mereka adalah warga Prancis, mengingat wilayah itu merupakan departemen seberang laut Prancis. Kemudian AS merupakan kelompok wisatawan terbesar kedua ke kepulauan tersebut, diikuti Tiongkok, Kanada, Jerman, dan Inggris.

Di samping itu, sebagian besar wisatawan tiba melalui Bandara Global Fa’a’? di Tahiti, lalu naik perahu ke Nuku Hiva dan pulau-pulau Marquesan lainnya. Bahtera Aranui 5 adalah kapal serbaguna yang mengangkut penumpang (rata-rata sekitar 230 orang) dan barang dalam pelayaran 12 hari dari Papeete, yang merupakan ibu kota Polinesia Prancis. Selain itu, industri pariwisata Marquesas juga dikelola dari Tahiti. 

Cek Artikel:  Tiga Vila Hidden Gem Bali

Baca juga : 20 Situs Budaya Indonesia Telah Ditetapkan Sebagai Warisan Dunia dan Mendunia Geopark UNESCO

CEO Pariwisata Tahiti Jean-Marc Mocellin mengatakan “Prasasti ini merupakan kesempatan unik untuk memamerkan warisan budaya dan lingkungan yang luar biasa dari Kepulauan Marquesas di mata dunia internasional.” Ia menambahkan, “Bahwa penunjukan UNESCO akan memperkuat posisi kepulauan Tahiti sebagai tujuan wisata yang inklusif dan berkelanjutan”.

Selain geografinya menakjubkan, UNESCO mengakui budaya dan warisan Marquesas yang unik. Lelahsinya yang terpencil dan minimnya campur tangan manusia membuat perairan di sekitar pulau ini menjadi salah satu wilayah alam liar laut terakhir di dunia. 

Menyantap lumba-lumba pemintal melakukan akrobat di lepas pantai bukanlah hal yang aneh. Ukiran kayu, tarian, dan musik Marquesan juga merupakan bagian dari warisan pulau tersebut. 

Cek Artikel:  The Pari Sudha, Rumah Singgah di Ubud Bali yang Tawarkan Pengalaman Budaya Autentik

Tak hanya itu, Pelukis Paul Gaugin, yang terkenal karena lukisannya tentang Tahiti, dan penyanyi Belgia Jacques Brel pun dimakamkan di pemakaman kecil di pulau Hiva Oa. (CNN/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai