SALAH satu tantangan paling mendesak yang dihadapi oleh umat manusia saat ini adalah krisis perubahan iklim. Para ahli lingkungan dan ilmuwan iklim telah memainkan peran utama dalam memahami krisis ini dan memberikan pandangan yang mendalam tentang konsekuensinya. Seorang ahli perubahan iklim terkemuka bernama Dr. James Hansen, ilmuwan atmosfer Amerika.
Baca juga: Sekarat Demokrasi
Dalam banyak publikasinya, termasuk “Climate Change in a Nutshell: The Gathering Storm” (2008), menggambarkan dampak perubahan iklim yang semakin memburuk, seperti peningkatan suhu global, naiknya permukaan laut, dan cuaca ekstrem yang lebih sering terjadi.
Dr. Michael E. Mann, seorang klimatolog Amerika yang terkenal, telah berkontribusi pada pemahaman kita tentang perubahan iklim. Kitab karyanya yang terkenal, “The Hockey Stick and the Climate Wars” (2012), memaparkan kontroversi dan tantangan yang dihadapi para ilmuwan dalam menghadapi penyangkalan perubahan iklim serta menyoroti pentingnya bukti ilmiah yang kuat. Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) adalah referensi utama untuk memahami krisis perubahan iklim.
“Special Report on Dunia Warming of 1.5°C” (2018) adalah salah satu laporan terbaru yang menyoroti dampak serius perubahan iklim jika suhu global naik 1.5 derajat Celsius di atas level pra-industri. Para ahli ini dan banyak lainnya telah bersama-sama memberikan pemahaman yang mendalam tentang krisis perubahan iklim dan mengatasi dampaknya.
Akibat perubahan iklim sangat luas dan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia. Di antara dampak paling mencolok adalah peningkatan suhu global, yang menyebabkan cuaca ekstrem, seperti badai yang lebih kuat, kekeringan, dan banjir yang lebih parah. Selain itu, naiknya permukaan laut mengancam pulau-pulau dan pesisir serta dapat mengakibatkan kehilangan habitat penting.
Krisis perubahan iklim juga memiliki dampak serius pada kehidupan manusia. Bingungkatan suhu dan perubahan pola hujan mempengaruhi pertanian dan produksi pangan, mengancam keamanan pangan global. Kesehatan manusia juga terpengaruh, dengan meningkatnya risiko penyakit yang terkait dengan suhu ekstrem dan perubahan lingkungan.
Selain itu, perubahan iklim menciptakan ketidaksetaraan sosial, di mana komunitas yang paling rentan, seperti yang tinggal di negara-negara berkembang, sering kali terkena dampak terburuk. Ini menciptakan tantangan serius dalam upaya mengurangi ketidaksetaraan global.
Upaya untuk mengatasi krisis perubahan iklim melibatkan tindakan mitigasi dan adaptasi. Mitigasi berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca melalui penggunaan energi terbarukan, efisiensi energi, dan perubahan pola konsumsi. Sementara itu, adaptasi bertujuan untuk mengatasi dampak yang sudah terjadi, seperti membangun infrastruktur tahan iklim dan sistem peringatan dini.
Organisasi internasional seperti Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) dan berbagai negara telah berkomitmen untuk mengatasi krisis ini melalui perjanjian seperti Kesepakatan Paris. Tetapi, upaya perubahan iklim memerlukan kerjasama global yang kuat dan tindakan segera dari individu, komunitas, perusahaan, dan pemerintah. Krisis perubahan iklim adalah tantangan terbesar bagi generasi kita dan masa depan planet ini.
Tindakan sekarang akan menentukan dunia yang akan kita tinggalkan bagi generasi mendatang, dan penting untuk berkomitmen untuk melindungi bumi kita dari perubahan iklim yang merusak.
Kaesang, sebagai seorang pemimpin muda yang peduli akan masa depan Indonesia, memahami pentingnya isu perubahan iklim dalam konteks pembangunan berkelanjutan. Dia telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mempromosikan kesadaran akan isu ini dan mendorong tindakan yang berkelanjutan. Kunjungannya sebagai ketua umum PSI ke berbagai wilayah, termasuk daerah yang mungkin terdampak perubahan iklim, adalah langkah penting untuk mendekatkan diri dengan masyarakat dan mendengarkan kekhawatiran mereka.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga telah memainkan peran penting dalam memperjuangkan isu perubahan iklim. Terlihat dari laman instagramnya, PSI gencar mengkampanyekan isu penting ini. Mereka telah mendukung kebijakan dan program-program yang berfokus pada mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. PSI memahami bahwa isu ini tidak hanya tentang lingkungan, tetapi juga tentang kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
Sebagai contoh, PSI mendukung langkah kepala BMKG yang berusaha meningkatkan literasi tentang iklim dan penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) terhadap pengelolaan emisi dari sampah.
Komitmen Kaesang dan PSI terhadap isu perubahan iklim mencerminkan pemahaman bahwa tantangan ini memerlukan solusi yang komprehensif dan kolaboratif. Mereka bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat sipil, untuk mengatasi perubahan iklim.
Langkah-langkah konkret, seperti memberikan edukasi gizi dan perawatan anak yang baik selama kunjungan ke wilayah terpencil, adalah contoh bagaimana Kaesang dan PSI mengintegrasikan isu perubahan iklim dalam upaya mereka. Mereka memahami bahwa pencegahan stunting, yang sering kali terkait dengan perubahan iklim, adalah bagian penting dari upaya untuk menciptakan masyarakat yang lebih tangguh terhadap perubahan iklim.
Kesadaran akan perubahan iklim dan tindakan untuk mengatasi krisis ini tidak hanya penting bagi masa kini, tetapi juga bagi masa depan generasi mendatang. Upaya Kaesang dan PSI dalam mempromosikan isu ini adalah langkah penting dalam menciptakan pemimpin dan partai politik yang peduli terhadap kesejahteraan bumi dan manusianya. Kepedulian Kaesang dan PSI terhadap isu krisis perubahan iklim adalah contoh konkret dari bagaimana pemimpin muda dan partai politik dapat berperan dalam upaya global untuk melindungi planet kita dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan berkeadilan.