Liputanindo.id – Marak diisukan akan berduel dengan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta, politisi Partai Golkar, Ridwan Kamil meminta agar tak mengukur takdir berdasarkan hasil survei.
Sejauh ini, survei Anies memang masih jadi yang tertinggi di DKI Jakarta. Bilangannya nyaris mencapai 50 persen. Sementara pesaingnya, termasuk Ridwan Kamil, masih jauh tertinggal.
Meski begitu, pria yang akrab disapai Emil itu tetap berani menjajal trek politik di Jakarta. Ia mengenang momen pernah mendapatkan elektabilitas 6 persen dua bulan sebelum Pilkada Kota Bandung 2013 lalu. Tetapi, elektabilitasnya kembali meroket hingga akhirnya keluar sebagai pemenang.
“Namanya elektabilitas itu naik turun kan. Dulu waktu Wali Kota Bandung H-2 bulan, saya cuman 6 persen. Pas hari-H (jadi) 45 persen. Jadi, tidak bisa mengukur takdir dengan survei hari ini,” kata Ridwan Kamil di Kantor DPP Partai Golkar beberapa hari lalu, dikutip pada Senin (15/7/2024).
Mantan Gubernur Jawa Barat ini juga mengatakan seseorang yang punya elektabilitas tinggi saat ini belum tentu akan memenangkan kontestasi pilkada, begitu pula sebaliknya.
“Hari ini tinggi belum tentu menang, hari ini rendah belum tentu juga kalah. Poinnya sekarang tidak usah terlalu ngomongin elektabilitas,” ujarnya.
Apalagi, sambung Ridwan Kamil, perebutan suara pemilih di Pilkada Jawa Barat maupun DKI Jakarta belum dimulai. “Yang sekarang dilakukan itu menghitung koalisi, nah perhitungan itu masih dihitung khusus Jawa Barat dan DKI belum diputuskan, karena masih lobi-lobi,” jelas Ridwan Kamil.
Oleh sebab itu, dia akan tetap berikhtiar untuk meningkatkan elektabilitasnya di DKI Jakarta. “Namanya ikhtiar mah harus dilakukan, itu tugas manusia. Takdir Allah, ya nanti di hari-H,” pungkasnya.