Kenali Neurodivergent, Metode serta Strategi yang Dapat Dilakukan Buat Memberitahu Anak

Kenali Neurodivergent, Cara serta Strategi yang Dapat Dilakukan Untuk Memberitahu Anak 
Neurodiversitas merujuk pada perbedaan alami dalam cara kerja otak manusia, termasuk kondisi seperti autisme dan ADHD, yang diperkirakan mempengaruhi 15%-20% populasi.(freepik)

SEIRING berkembangnya alat diagnostik, orangtua semakin menyadari tanda-tanda anaknya memiliki cara kerja otak yang berbeda, atau biasa disebut neurodiversitas. Tingkat neurodiversitas diperkirakan berada di kisaran 15%-20% dari populasi.

Baru-baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merilis pernyataan 1 dari 36 anak menderita autisme. Lebih jauh lagi, sebuah studi di JAMA menemukan lebih dari 10% anak berusia 4 hingga 17 tahun menderita ADHD. 

Apa itu Neurodiversity?

Neurodiversity didefinisikan sebagai bagian dari kerangka kerja yang menekankan perbedaan alami dalam cara kerja otak manusia. Otak setiap orang bekerja secara unik, bahkan mereka yang tidak memiliki gangguan terkadang masih memerlukan dukungan tambahan atau bantuan khusus. 

Baca juga : Kenali Gejala, Penyebab, serta Penanganan Epilepsi pada Anak

Neurodiversity adalah istilah yang mencerminkan variasi yang kita lihat dalam fungsi otak manusia dan perilaku manusia dari apa yang biasanya dianggap ‘normal,’ kata Doug Newton, MD, MPH, Chief Medical Officer di Rula Health. 

“Meskipun secara historis orang-orang neurodiverse mungkin telah distigmatisasi karena memiliki kekurangan atau gangguan, ini sama sekali tidak terjadi. Orang-orang dengan variasi ini memiliki banyak kekuatan yang membedakan mereka dari apa yang banyak orang anggap sebagai neurotipikal.”

Otak yang neurodiverse dapat mencakup seseorang dengan autisme, ADD, ADHD, disleksia, dan diagnosis lainnya.

Baca juga : Makan Apa Agar Otak Tetap Tajam? Sains Ungkap Rahasianya

Tanda-tanda Anak Neurodivergen

Loyalp anak dan setiap otak berbeda. Oleh karena itu, bagaimana orangtua dapat mengetahui kapan saatnya berbicara dengan profesional tentang diagnosis? Meskipun semua anak belajar dengan kecepatan yang berbeda dan mencapai tonggak penting pada waktu yang berbeda-beda. 

Newton mengatakan ada beberapa tanda khusus yang perlu diwaspadai. Tantangan dengan keterampilan motorik, kurangnya minat atau kesulitan dengan interaksi sosial, hiperaktivitas dan impulsif, dan tantangan di sekolah yang melampaui variasi yang umum adalah alasan untuk menyelidiki lebih dalam. 

Cek Artikel:  Obat Batuk OTC, Pertolongan Pertama untuk Redakan Gangguan

Teladannya, ketika anak berusia 9 bulan, jika diperhatikan dia tidak merangkak seperti teman-temannya, tetapi dia sangat peka secara verbal dan emosional. Dengan demikian, ketika orangtua membawanya untuk melakukan pemeriksaan, dan setelah pemeriksaan, orangtua dapat menemukan anaknya mengalami keterlambatan motorik, yang menyebabkan dia menerima intervensi dini. 

Baca juga : 5 Metode Mudah Jaga Kesehatan Otak agar Terhindar Demensia

Di samping itu, bberapa pemeriksaan neurodiversitas sudah dilakukan di kantor dokter anak atau penyedia layanan kesehatan. Ketika ini, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar semua anak diperiksa autisme pada kunjungan kesehatan anak usia 18-24 bulan, karena intervensi dini dapat meningkatkan hasil bagi anak-anak autis.

Meski demikian, jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran tentang gejala apa pun yang mungkin ditunjukkan anak Anda, penting untuk selalu berbicara dengan penyedia layanan kesehatan.

Metode Berbicara dengan Anak yang Lebih Muda tentang Neurodiversitas

Newton mengatakan anak-anak yang lebih kecil kemungkinan membutuhkan beberapa percakapan dalam bahasa yang sederhana dan langsung. 

Baca juga : Sistem Imunitas yang Bagus Buat Otak Anak Berkembang Optimal

“Orangtua mungkin menganggap penting untuk terus melakukan percakapan ini di berbagai tahap kehidupan anak seiring dengan berkembangnya pemahaman mereka tentang neurodiversitas,” jelasnya. 

Ketika anak-anak merasa tidak kompeten dalam bidang apa pun dalam hidup mereka, entah itu di sekolah atau dalam menjalin persahabatan, mereka dapat mengalami kecemasan dan keraguan terhadap diri sendiri. Satu naskah yang selalu berhasil di keluarga kami adalah, “Ya, dan…”

Misalnya: “Ya, Anda memang belajar dengan cara yang berbeda, dan Anda dapat melihat berbagai hal dari sudut pandang yang menarik,” atau “Ya, memang sulit untuk mendapatkan teman, dan Anda membawa kebahagiaan luar biasa dalam hubungan Anda.” 

Cek Artikel:  Fenomena Ghosting Penyebab, Akibat, dan Solusinya

Membantu anak Anda memahami apa yang dihadirkan oleh otak mereka yang unik adalah kunci untuk mengembangkan kegembiraan mereka. 

Sarah Whitmire, LPC-S, ATR-BC, Pendiri Whitmire Counseling and Pengawasanon LLC , menyarankan untuk menggunakan perbandingan sehari-hari untuk membantu anak-anak memahami otak mereka yang berbeda. 

“Terangkan setiap orang belajar dengan cara yang berbeda, seperti beberapa orang lebih suka kue keping cokelat dan yang lainnya suka oatmeal kismis,” jelasnya.

Whitmire juga menyarankan untuk membaca buku cerita dengan karakter neurodiverse sebagai titik awal percakapan. Beberapa judul yang ia rekomendasikan adalah: Some Brains: A Book Celebrating Neurodiversity karya Nelly Thomas; Talking is Not My Thing karya Rose Robbins; I Am Temple Grandin karya Brad Meltzer; Wonderfully Wired Brains karya Louise Gooding; dan My Brain is Magic: A Sensory Seeking Celebration karya Prasha Sooful.

“Menggunakan cerita dan contoh sangat membantu terutama untuk anak-anak yang lebih kecil dan dapat menjadi cara untuk menekankan bahwa neurodiversitas bukanlah hal yang buruk, hanya saja berbeda,” Newton menegaskan.

Metode Berbicara dengan Anak tentang Neurodiversitas

Anak-anak yang lebih besar mungkin memiliki pemahaman yang lebih baik tentang neurodiversitas, terutama jika mereka telah melalui beberapa putaran pengujian. Tetapi, anak-anak yang lebih besar juga lebih rentan terhadap gangguan kesehatan mental.

Newton menunjukkan 1 dari 5 remaja melaporkan mengalami gejala kecemasan atau depresi, dan bahwa anak-anak neurodiverse mengalami lebih banyak kondisi kesehatan mental daripada teman sekelas mereka yang neurotipikal.

“Orangtua harus fokus pada kekuatan yang berasal dari neurodiversitas anak mereka dan menyentuh topik seperti advokasi diri dan agensi, membantu remaja memahami bahwa meskipun tidak semuanya berada dalam kendali mereka, mereka dapat mengambil alih beberapa situasi dan menemukan strategi tentang cara bereaksi terhadap orang lain,” kata Newton. 

Akses ke sumber daya untuk remaja juga penting, terutama untuk mengembangkan kemandirian dan keterampilan advokasi diri. Krusial bagi remaja untuk mengetahui bahwa mereka tidak sendirian, terutama karena mereka mungkin merasa neurodiversitas mereka membedakan mereka.

Cek Artikel:  Sanggar Ranggong, Manggarai Ajak Remaja Putri Lestarikan Tari di Reo

Strategi untuk Membantu Anak Neurodiverse

Membicarakan diagnosis pada spektrum neurodiversitas adalah satu hal, tetapi membantu anak Anda mengatasinya dalam jangka panjang adalah hal yang berbeda. Seluruh keluarga harus ikut serta, kata Newton.

“Kebiasaanl dalam masyarakat kita didefinisikan dengan sangat sempit, dan neurodiversitas ada pada spektrum luas yang mungkin atau mungkin tidak memengaruhi kehidupan seseorang secara drastis,” lanjutnya.

Sekolah juga dapat dilibatkan untuk membantu anak mengatasi masalah. Program Pendidikan Individual (IEP) dapat ditawarkan melalui distrik sekolah, serta rencana 504. Program ini dapat membantu anak dalam berbagai hal, mulai dari interaksi sosial, waktu tambahan untuk ujian atau pekerjaan rumah, hingga memenuhi syarat untuk berbagai tingkat dukungan terapi

Terdapat baiknya juga mencari kelompok untuk anak-anak agar dapat terhubung dengan anak-anak neurodiverse lainnya, yang dapat membantu kaum muda merasa diperhatikan dan dipahami. Beberapa anak mungkin juga memerlukan terapi bermain, terapi okupasi, terapi fisik, atau jenis perawatan lainnya.

Kawan dan keluarga besar juga harus diberi tahu tentang neurodiversitas anak Anda. Dunia ini beragam dan bervariasi, dan orangtua harus merasa percaya diri dalam berbicara dengan orang lain tentang cara terbaik untuk mendukung anak mereka. 

Terakhir, penting untuk mempertimbangkan terapi, psikoedukasi, pengobatan, atau semua intervensi suportif yang disarankan oleh penyedia layanan kesehatan anak Anda. Serempak-sama, Anda dapat menyusun rencana yang sesuai untuk semua pihak yang terlibat.

“Ingat, otak yang neurodiverse bukanlah masalah, itu adalah cara yang berbeda dalam mengalami dunia,” kata Whitmire. “Dengan dukungan dan pemahaman yang tepat, anak-anak ini dapat berkembang dan mencapai hal-hal hebat,” pungkasnya. (Parents/Z-3)

Mungkin Anda Menyukai