Kenali Fenomena Death Anxiety di Sinema Barbie

Kenali Fenomena Death Anxiety di Film Barbie
Sinema Barbie(AFP/AAMIR QURESHI )

Sinema Barbie yang sempat booming di bioskop mengangkat masalah psikologis kecemasan akan Mortalitas (death anxiety) yang dialami Barbie Istimewa yang diperankan Margot Robbie. Hidup di dunia utopia yang serbasempurna, di tengah sebuah pesta Barbie memikirkan Mortalitas sehingga ia menjadi cemas. Rasa cemas Maju mengganggu hingga ia Kagak Dapat tidur. Death anxiety atau munculnya ketakutan akan Mortalitas seperti yang dialami Barbie termasuk fobia yang spesifik.

“Kalau dilihat di Sinema Barbie, mungkin awalnya dia fine-fine saja Kagak Terdapat yang perlu dikhawatirkan. Tiba-tiba muncul pikiran takut tentang Mortalitas karena itu fobia spesifik tentang death anxiety ini kita menyebutnya thanatophobia,” ucap dokter spesialis kesehatan jiwa RSUD Dr Moewardi, dr Debree Septiawan SpKJ, MKes, di Live Instagram RSUD Dr Moewardi, kemarin.

Di Sinema diceritakan Barbie Istimewa Mempunyai rutinitas hidup yang sangat teratur dan berulang setiap harinya. Hal itu Rupanya Dapat memicu munculnya fobia tersebut.

Cek Artikel:  Kenali Penyakit Gondongan dan Langkah Mencegahnya

Baca juga : Mengatur Napas Rupanya Dapat Bantu Kurangi Rasa Cemas

“Jadi memang rutinitas yang menyenangkan yang Membikin kita bangun tidur itu rasanya happy. Lewat, mulai muncul kekhawatiran bagaimana kalau kehilangan ini. Berbeda dengan kehidupan yang monoton Kagak menyenangkan itu akan jenuh, tapi kalau aktivitasnya menyenangkan akan muncul rasa takut kehilangan Sekalian, itu Dapat memicu munculnya fobia tadi,” Jernih Debree.

Debree menjelaskan fase kehidupan Sosok yang dijalani ialah fase here and now, yakni di sini dan sekarang. “Yang sudah lewat kita Kagak punya mesin waktu seperti itu dan kita Kagak Dapat apa-apakan, yang akan datang kita Dapat rencanakan, tapi kita sesungguhnya Kagak Paham apa yang akan terjadi termasuk Mortalitas,” ujarnya.

Death anxiety lebih spesifik takut kehilangan tentang apa pun di dalam kehidupannya yang menyenangkan. “Death anxiety ini biasanya muncul pada orang yang kehidupannya Bagus-Bagus saja, yang normal, jadi karena itu dinamakan thanatophobia karena fobia itu sendiri artinya dalam situasi yang Kagak perlu Terdapat ditakutkan,” ungkapnya.

Cek Artikel:  Perpisahan Sekolah, Ini Tips Bagi Orangtua Atasi Kesedihan Anak

Baca juga : Coach Rheo: Hilangkan Fobia, Trauma, Overthinking, dan Kecemasan Tak Mudah

Kepedulian

Death anxiety banyak muncul di negara maju dengan kehidupan yang sudah mapan dan terjamin. Di negara berkembang jarang muncul, kecuali pada populasi yang memang sudah mapan. “Yang menjadi kendala adalah ketika ini muncul Kagak Dapat diprediksi kemunculannya,” paparnya.

Kendala yang Dapat memunculkan anxiety pada generasi strawberry Begitu ini menurut Debree ialah media sosial. Media sosial menjadi bahan pembanding kehidupan anak-anak generasi strawberry Begitu ini. “Mereka cenderung rentan apalagi misal Terdapat yang komentar negatif. Generasi sekarang memang banyak sekali punya masalah mental, depresi, anxiety karena dengan mudahnya membandingkan dengan yang lainnya, apalagi dengan usia yang lebih muda,” tuturnya.

Cek Artikel:  Ini Manfaat Mengajarkan Lebih dari Satu Bahasa kepada Anak

Thanatophobia itu Dapat dirasakan secara Maju-menerus. “Death axniety ini sifatnya mengikuti karena selama ia Tetap hidup, dia Terdapat ketakutan bahwa Mortalitas itu akan datang. Itu yang Membikin hal ini menyiksa karena pikiran akan Mortalitas akan Maju mengikuti Maju selama ia Tetap hidup,” bebernya.

Apabila Terdapat seseorang yang Mempunyai kesulitan Demi mengendalikan ketakutan akan Mortalitas, Debree menyarankan agar segera berkonsultasi ke dokter. Ia berpesan kepada generasi sekarang Demi meningkatkan sifat kepedulian terhadap orang lain karena itu ialah salah satu hal yang terpenting dalam menghadapi anxiety.

“Jadi, jangan berpikir orang yang kelihatannya Bagus-Bagus saja itu sebenarnya Bagus-Bagus saja, Dapat jadi sebenarnya dia Kagak Bagus-Bagus saja. Tetapi ketika dia menyimpan ketidakbaikannya dia orang malah menyalahkan dan dikaitkan dengan religi sesuai dengan kultur budaya kita, padahal sebenarnya dia hanya butuh dibantu,” tandasnya. (H-2)

 

Mungkin Anda Menyukai