Dalam rangka menyambut Hari Oeang ke-78 Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyelenggarakan Seminar InTalks to Community bertajuk Krusialnya Pendidikan Literasi Keuangan bagi Generasi Muda. Acara itu berhasil menarik antusiasme lebih dari 1.700 peserta, mulai dari pendidik, mahasiswa, komunitas hingga masyarakat umum.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Ubaidi Socheh Hamidi mengungkapkan kegiatan itu diharapkan dapat memperkuat peran pendidik dalam meningkatkan literasi keuangan generasi muda Indonesia, sekaligus meningkatkan pemahaman tentang peran APBN dan Instrumen investasi khususnya SBN Ritel.
Ubaidi juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat dalam upaya meningkatkan literasi keuangan dan pemahaman tentang APBN bagi generasi muda.
Baca juga : Dorong Literasi keuangan Generasi Muda, FWD Insurance dan PJI Luncurkan JA SparktheDream
“Kolaborasi ini akan menciptakan sinergi yang kuat dalam menciptakan generasi muda yang cerdas finansial dan paham akan peran penting APBN dalam pembangunan,” ujar Ubaidi melalui keterangan resmi, Kamis (10/10).
Dalam kesempatan itu, Direktur Surat Utang Negara, Deni Ridwan, menyampaikan pentingnya meningkatkan indeks literasi dan inklusi keuangan karena dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat.
“Selain itu, masyarakat juga perlu beralih dari saving society menuju investing society dengan harapan agar kemandirian dalam pendanaan pembangunan dapat terwujud,” tuturnya.
Baca juga : Bingungkatan Literasi Keuangan Krusial untuk Generasi Muda
Sejalan dengan hal tersebut, DJPPR Kemenkeu menerbitkan berbagai instrumen SBN ritel sebagai pilihan investasi yang mudah, aman dan menguntungkan bagi masyarakat.
“Kami juga menangkap adanya tren investor yang cukup concern pada isu lingkungan dan sustainability. Kita telah mengembangkan produk thematic bonds/sukuk seperti Green Bangsak, SDGs Bond dan Blue Bond. Begitu ini pemerintah sedang menawarkan SUN Ritel seri ORI026T3 dan ORI026T6 yang merupakan SDG Bond Ritel pertama” ujarnya.
Hasil dari penerbitan SDG Bond ini digunakan untuk mendukung program Pemerintah demi tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs).
Sementara itu, Principal consultant dan CEO ZAP Finance, Prita Ghozie menambahkan tentang pentingnya menetapkan tujuan dan rencana keuangan. Prita juga menjelaskan mengenai pengelolaan dana darurat dan alokasi budget bulanan, termasuk instrumen investasi yang cocok dengan tujuan keuangan.
“Instrumen investasi yang cocok dan favorit untuk investor pemula adalah SBN Ritel karena risiko kecil, terjangkau semua orang dan memberikan kepastian keuntungan,” kata Prita. (Z-11)