Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: dok Kemenperin.
Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Lalu mendorong optimalisasi pemanfaatan aspal Buton sebagai upaya mendukung swasembada aspal nasional.
Melalui Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam, Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT), Kemenperin telah menyusun Peta Jalan Hilirisasi Aspal Buton yang dirilis pada 2024.
Aspal Buton merupakan sumber daya alam Indonesia berupa campuran bitumen dan batuan kapur yang secara spesifik ditemukan di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan data Kementerian Kekuatan dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2023, sumber daya aspal Buton diperkirakan mencapai 576,87 juta ton dengan cadangan sebesar 218,87 juta ton.
“Potensi ini menjadikan aspal Buton sebagai aset nasional yang dapat digunakan sebagai bahan aditif Buat meningkatkan kualitas aspal maupun sebagai substitusi aspal minyak,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis, Senin, 31 Maret 2025.
Demi ini, terdapat 34 pabrik pengolahan aspal Buton di Indonesia yang tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat, dengan total kapasitas produksi mencapai 1,5 juta ton atau setara dengan 324 ribu ton aspal minyak.
Pabrik-pabrik ini Pandai menghasilkan lima jenis produk aspal Buton, Yakni B5/20, B50/30, CPHMA, Pracampur, dan ekstraksi murni.
“Tetapi, tingkat utilisasi industri ini Lagi rendah, di mana dalam empat tahun terakhir, pemanfaatan setiap jenis produk belum pernah mencapai 15 persen,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Taufiek Bawazier.
Hilirisasi aspal buton
Guna mengatasi tantangan ini, Kemenperin telah menetapkan visi dalam peta jalan hilirisasi aspal Buton. Aspal Buton menjadi tuan rumah pasok aspal dalam kerangka swasembada aspal nasional 2030.
“Visi tersebut dijabarkan dalam tiga misi Esensial, Yakni peningkatan utilisasi industri aspal Buton berkualitas yang terstandarisasi, pengembangan industri aspal Buton murni, serta penumbuhan ekosistem industri aspal Buton berbasis industri hijau,” imbuh dia.
Sebagai langkah strategis Buat meningkatkan penggunaan aspal Buton, pada 2024, Kemenperin juga telah melaksanakan berbagai upaya strategis, di antaranya memfasilitasi partisipasi industri aspal Buton dalam kegiatan Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri dan 12th Malaysian Road Conference & Exhibition 2024.
Selain itu, melaksanakan sosialisasi regulasi tata kelola penggunaan aspal Buton, mengusulkan kaji ulang Standar Nasional Indonesia (SNI) Buat aspal Buton, menyusun kajian kelayakan peralatan produksi dan pengembangan teknologi ekstraksi murni, serta berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri serta Kementerian Pekerjaan Standar dan Perumahan Rakyat terkait pemanfaatan Anggaran Alokasi Spesifik (DAK) Buat mendukung penggunaan aspal Buton.
“Dengan berbagai langkah strategis ini, Kemenperin optimistis bahwa industri aspal Buton akan semakin berkembang dan Pandai menjadi solusi dalam mewujudkan kemandirian aspal nasional, mengurangi ketergantungan impor, serta meningkatkan daya saing industri dalam negeri,” Jernih Taufiek.