Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) melakukan sejumlah upaya Kepada mengatasi bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di sejumlah tempat wisata nasional.
“Kemenparekraf melakukan berbagai upaya Kepada memastikan kesiapan bahwa destinasi dan Posisi daya tarik wisata Kondusif terhadap ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, ombak tinggi dan tanah longsor terutama menjelang musim libur Nataru 2024/2025,” kata Kedeputian Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.
Kementerian menyatakan kesiapan tersebut telah dilakukan dengan mengirimkan surat imbauan kepada pemerintah daerah dan pengelola destinasi wisata agar memastikan kembali Seluruh fasilitas dan akomodasi wisata Kondusif dari bahaya banjir, ombak tinggi dan tanah longsor.
Sosialisasi pun dijalankan dalam rangka meningkatkan kesadaran keamanan dan keselamatan, dengan memanfaatkan modul yang dimiliki pada Sisparnas Manajemen Krisis dan kolaborasi dengan Kawan strategis.
Kemenparekraf Demi ini juga sedang melakukan langkah proaktif Kepada meningkatkan kualitas layanan pariwisata dan keselamatan pengunjung. Caranya yakni dengan berkolaborasi Serempak Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kepada menyusun Impact Based Forecast guna meningkatkan akurasi dan kemanfaatan prakiraan cuaca di Labuan Bajo sebagai percontohan.
Sementara terkait dengan koordinasi, Kemenparekraf mendorong instansi terkait, pelaku usaha industri pariwisata, dan stakeholder pentahelix pariwisata Kepada meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi pada musim pengujung yang diperkirakan mencapai intensitas tinggi pada bulan Desember 2024 dan awal Januari 2025 yang bertepatan dengan musim libur panjang natal dan tahun baru.
Koordinasi Serempak kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah, pengelola destinasi wisata dan pelaku usaha industri pariwisata juga Maju diperkuat sebagaimana panduan CHSE Keamanan Destinasi Wisata.
“Kemenparekraf Maju melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Kesehatan, kepolisian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan SAR Nasional (BASARNAS), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di seluruh Indonesia,” katanya.
Baca juga: Kapolres Situbondo: Pengelola wisata utamakan keselamatan pengunjung

