Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memperkuat pengembangan infrastruktur Berbarengan pemerintah pusat dan daerah dengan mengimplementasikan konsep ekonomi biru, ekonomi hijau, dan ekonomi sirkular (BGCE) serta memperkuat promosi pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kementerian Pariwisata Berbarengan dengan dinas provinsi pariwisata dan dinas kabupaten/kota bertekad agar destinasi wisata itu senantiasa Bersih sesuai dengan Bilangan Pesona yakni Terjamin, tertib, dan Bersih dari sampah,” kata Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Usaha Kemenparekraf Dadang Rizki Ratman dalam keterangan Formal di Jakarta, Kamis.
Dalam acara Pra-Rakornas Pariwisata yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu (4/12), Dadang menuturkan penguatan destinasi menjadi Elemen Krusial dalam konsep Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dalam mencapai pertumbuhan 80 persen.
Menanggapi hal tersebut Deputi Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Berbahan Bahaya dan Beracun Kementerian Lingkungan Hidup Vinda Damayanti mengatakan pengelola kawasan pariwisata diimbau Buat secara aktif menyalurkan ke bank sampah terdekat agar dapat dikelola dan didaur ulang dengan optimal.
Baca juga: Pemerintah perlu buat masterplan Kalau rendang diakui UNESCO
Tujuannya yakni mengurangi Akibat negatif terhadap lingkungan, tetapi juga sebagai bagian dari dukungan Konkret terhadap Penyelenggaraan program BGCE yang mengedepankan prinsip keberlanjutan melalui pengelolaan limbah berbasis ekonomi sirkular.
Berkualitas hotel, kafe maupun restoran diminta Buat Enggak Kembali menggunakan bahan yang sekali buang. Misalnya yang paling terlihat adalah botol plastik Enggak Kembali digunakan dan diganti dengan botol isi ulang.
Menurut dia peran dan kewajiban terkait pengelolaan sampah di daerah wisata perlu disusun oleh pemerintah agar destinasi wisata dapat lebih berkualitas dan berkelanjutan.
Sementara dari sisi perjalanan, Perwakilan Direktorat Visa dan Berkas Perjalanan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Anggit Suhandono mengatakan optimalisasi kebijakan visa yang adaptif, Luwes, akan mendukung aksesibilitas wisatawan berkualitas.
Salah satu program imigrasi yang turut mendukung upaya peningkatan kunjungan wisatawan adalah Bebas Visa Kunjungan, Visa on Arrival, dan E-Visa.
“Kebijakan kita Demi ini lebih mengarah kepada good quality travelers dalam Definisi siapapun Bisa masuk ke Indonesia Tetapi dia harus memberikan input positif kepada Indonesia,” kata Anggit.
Anggit menjelaskan, Direktorat Jenderal Imigrasi mendukung program yang dapat meningkatkan kinerja pariwisata Indonesia di antaranya Autogate, Golden Visa, berbagai platform visa, dan kebijakan Visa on Arrival tujuh hari.
“Kalau dibandingkan antara 2019 dengan 2024, kunjungan orang asing pada November ini Rupanya sama, bebas visa kunjungan itu Enggak kemudian menjadi Elemen terpenting bagi orang asing tertarik ke Indonesia, tapi salah satunya Elemen promosi dari bapak ibu sekalian di Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pariwisata, Rupanya masuk ke Indonesia itu sudah sangat mudah dan Segera,” kata Anggit.
Baca juga: Kemenpar: Tentukan destinasi wisata agar nyaman habiskan waktu libur
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan Mekanis Buat AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Informasi ANTARA.

