Kemenkes Cek Penduduk Badui Dalam yang Meninggal Akibat Tuberkulosis

Kemenkes Cek Warga Badui Dalam yang Meninggal Akibat Tuberkulosis
Ilustrasi kondisi paru-paru yang terkena TB.(Dok. Freepik)

KEMENTERIAN Kesehatan mengecek warga suku Badui Dalam yang diduga meninggal akibat tuberkulosis atau TB. Pengecekan dilakukan guna mencegah penularan atau wabah TB di area warga yang berada di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, tersebut.

“Kita sudah menerjunkan tim ke lapangan untuk mengecek warga Badui meninggal dunia akibat TB itu,” kata Pelaksana Harian (Plh) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Kemenkes, Anas Maruf, saat dihubungi di Lebak, Banten, Sabtu, (12/10).

Anas mengatakan Kemenkes berkomitmen untuk menemukan kasus TB sebanyak-banyaknya. Dengan begitu terapi pengobatan dan langkah untuk mencegah penyebaran bisa dilakukan dengan lebih maksimal.

Baca juga : Tuberkolusis hingga Rokok, Masalah Kesehatan Paru Harus Mendapat Perhatian Spesifik dari Pemerintah Mendatang

Cek Artikel:  Masyarakat Diminta Berani Bersikap Hadapi Perundungan

Penemuan kasus TB dilakukan oleh Dinas Kesehatan daerah juga rumah sakit, klinik, puskesmas hingga relawan. Apabila mereka terindikasi positif dipastikan menjalani pengobatan selama 6-12 bulan dengan melibatkan Pengawas Minum Obat (PMO).

Pihaknya mengatakan, kemungkinan warga Badui Dalam yang meninggal karena tidak mendapatkan obat TB dari puskesmas dan Dinkes Lebak.

“Kami menjamin semua penderita TB yang positif dipastikan mendapatkan pengobatan gratis. Karena itu, kasus
kematian di Badui , apa penyebabnya itu,” katanya menjelaskan.

Baca juga : Kasus Tuberkulosis Anak Naik Dua Kali Lipat Dibanding 2021

Plh Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Budi Mulyanto, mengatakan pihaknya permohonan obat TB itu harus dari
Puskesmas Cisimeut yang mendistribusikanya jika ditemukan kasus positif TB. Alasan, puskesmas itu tidak memiliki stok obat TB dan pendistribusian harus dan Dinkes.

Cek Artikel:  Mendikdasmen Lagi Mengkaji Mengenai UN

“Kita siap untuk pendistribusian obat TB setelah puskesmas setempat meminta permohonan obat itu,” katanya.

Sementara itu, Ketua Koordinator Absahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arif mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan Sanadi (16) warga Badui Dalam positif menderita TB. Ia didiagnosa setelah diperiksa dengan mengambil sampel sputum.

Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Serang dan mahasiswa Fakultas
Topengteran Unjani Bandung pada 9 September 2024 dengan mendatangi kawasan Badui Dalam. (Z-9)

 

Mungkin Anda Menyukai