KEPALA Pusat Penguatan Watak (Puspeka), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), Rusprita Putri Utami, mengatakan bahwa Permendikbudristek No 46 Mengertin 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan merupakan wujud nyata Kemendikbud-Ristek dalam mewujudkan sekolah yang bebas dari kekerasan. Tamat saat ini, telah terbentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di 404.874 sekolah, serta 441 Satgas PPKSP di tingkat kabupaten dan 27 Satgas di tingkat provinsi.
“Gelar wicara Berteman Tanpa Kekerasan adalah langkah nyata Kemendikbudristek dalam mewujudkan sekolah tanpa kekerasan. Dengan harapan dapat membentuk karakter peserta didik sebagai pelajar yang tidak hanya cerdas secara akademis, namun memiliki karakter kuat dalam menghargai perbedaan dan menjalin pertemanan yang positif,” ungkapnya dilansir dari keterangan resmi, Rabu (9/10).
Christina, peserta Tunas Bineka 2024, membagi pengalamannya saat menjadi peserta program tersebut. Dalam kesempatan itu, ia merasa bahagia dapat bertemu teman-teman baru dari sekolah lain dan dapat bekerja sama dengan baik menyelesaikan berbagai proyek kerja.
Baca juga : Setop Sebar Video Perundungan di Media Sosial
“Program Tunas Bineka menghasilkan pertemanan positif bagi saya, di mana pada saat itu saya banyak belajar tentang keragaman budaya dan memaksimalkan peran sebagai peserta didik. Selain itu, semua peserta dapat memilih program sesuai minat dan bakat yang terbagi dalam tiga bidang, yaitu eksplorasi, lenong, dan mural,” ucap Christina yang juga siswi SMA Negeri 113 Jakarta.
Christina menambahkan, pada era modern ini generasi muda harus pandai dalam menganalisis lingkungan maupun pertemanan. Baginya, pertemanan yang positif adalah yang mampu saling menguatkan untuk menggapai mimpi dan selalu tercipta suasana yang positif dalam forum komunikasi.
“Pertemanan positif harus dimulai dari diri kita sendiri, kita harus menjadi pribadi yang bisa membangun aura positif dalam pertemanan, baik pertemanan daring maupun luring. Apabila kita sudah menemukan teman yang dapat bersama-sama mendukung satu sama lain, yakinlah cita-cita yang kita inginkan dapat terwujud bersama,” tuturnya.
Baca juga : Kemendikbud Diminta Beri Denda Sekolah Lakukan Pembiaran Perundungan
Selanjutnya, Plt. Direktur Eksekutif Yayasan Pulih, Luvia Iskandar memberikan pesan motivasi kepada para sahabat karakter dan fasilitator atas semangat belajar dan mengajar lebih dalam mengenai pentingnya memiliki hubungan pertemanan yang positif. Menurutnya, memiliki pertemanan positif adalah langkah besar menuju pertumbuhan pribadi dan kesehatan mental yang lebih baik.
“Sahabat yang baik adalah ia yang dapat menjadi tempat berbagi perasaan, baik di saat bahagia maupun kondisi yang menyulitkan. Rekanan pertemanan positif mampu menciptakan rasa kebersamaan yang memperkuat ikatan sosial dan mensejahterahkan mental,” papar Luvia.
Luvia mengungkapkan, pertemanan produktif secara luring dapat berwujud dalam kebersamaan secara hobI, olahraga, maupun pekerjaan. Selain itu, pertemanan produktif secara daring dapat berwujud seperti kerja kelompok melalui rapat daring, saling menghibur saat mengerjakan tugas di rumah masing-masing, saling memberi komentar positif di media sosial, dan saling menghibur melalui grup komunikasi.
“Dalam prosesnya, ada kalanya kita harus mampu mengelola perasaan akibat pertemanan dengan kenali dan validasi perasaan, terapkan komunikasi terbuka, tetapkan dan jaga batasan yang sehat, serta atur ekspetasi dan berempati. Lebih lanjut, saat ini sudah tersedia banyak media untuk mencari pertolongan seperti Satgas PPKSP di setiap provinsi,” ujarnya.
Luvia berharap para generasi muda dapat membentuk pertemanan atau persahabatan yang positif guna melancarkan menggapai cita-cita dan menyehatkan mental. “Jadilah generasi yang sehat secara fisik dan mental, wujudkan cita-cita kalian dan menjadi kebanggaan orang tua dan bangsa,” tutup Luvia. (H-2)