KEBUN Raya Purwodadi mengumumkan momen langka dan istimewa, yakni mekarnya pertama kali bunga Amorphophallus titanum atau yang lebih dikenal dengan nama Kembang Bangkai. Fenomena ini terjadi setelah periode dormansi yang panjang.
Amorphophallus titanum adalah tumbuhan yang berasal dari Indonesia dan termasuk dalam keluarga Araceae (keluarga talas-talasan/keladi keladian). Tumbuhan ini dikenal karena perbungaannya yang sangat besar dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Amorphophallus titanum terutama ditemukan di hutan hujan Sumatra. Ia dikenal dengan aroma kuat dan menyengat yang dihasilkannya saat mekar.
Baca juga : Kembang Bangkai Amorphophallus Titanum Tumbuh di Nagari Buo
Aroma tersebut mirip dengan bau daging yang membusuk, yang berfungsi untuk menarik penyerbuk seperti lalat dan kumbang pemakan bangkai. Strategi ini merupakan bentuk adaptasi evolusi yang cerdas untuk memastikan keberhasilan proses penyerbukan.
Ketika bunga Amorphophallus titanum mekar, bau yang kuat ini membantu menarik hewan-hewan penyerbuk yang biasanya tidak tertarik pada bunga-bunga biasa.
Setelah penyerbukan terjadi, bunga tersebut akan mulai layu. Kemudian roses siklus hidup tanaman berlanjut ke pertumbuhan daun besar yang akan mengumpulkan energi untuk fase mekarnya berikutnya.
Baca juga : Adhitia Sofyan Ramaikan Sunset di Kebun 2024, Terpikir Konsep Mini Orkestra
Fenomena ini menjadikan Amorphophallus titanum bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga secara ekologis, memainkan peran penting dalam ekosistem tempat ia tumbuh.
Di Kebun Raya Purwodadi bunga bangkai tersebut sudah terlihat kemunculan perbungaannya sejak awal Oktober 2024 dengan bobot umbinya 8 kg. Itu menjadi perbungaan yang pertama kalinya. Inisiasi pembukaan mekar kelopak sudah terlihat sejak Minggu (13/10) pukul 10.00 WIB.
Menariknya masih terdapat 14 bunga bangkai lagi yang menyusul untuk berbunga dan masih dalam program kerjasama antara komunitas dan Kebun Raya Purwodadi.
Baca juga : Hadir Tengah, Sunset di Kebun 2024 Bakal Digelar di Empat Kebun Raya
Kembang ini memiliki umbi besar yang dapat mencapai bobot hingga 50 kg. Umbi ini berperan sebagai cadangan energi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Setelah periode mekar, tanaman ini mengeluarkan daun-daun besar yang dapat memiliki lebar hingga 1,5 meter. Daun-daun besar ini bertindak sebagai “panel surya”, mengumpulkan sinar matahari dan melakukan fotosintesis untuk menghasilkan energi yang diperlukan bagi tanaman.
Daya ini tidak hanya mendukung pertumbuhan umbi, tetapi juga mempersiapkan tanaman untuk masa mekarnya di tahun depan.
Baca juga : Inilah Tanaman Langka Indonesia yang Mendunia
Siklus hidup Amorphophallus titanum yang unik ini, dengan fase berbunga yang dramatis diikuti oleh pengembangan daun besar, merupakan contoh yang menarik dari adaptasi dan strategi pertahanan diri dalam dunia tumbuhan.
“Melalui kolaborasi ini, kami dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi tumbuhan langka dan meningkatkan minat terhadap studi botanika. Kami berharap inisiatif ini dapat menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap keanekaragaman hayati, menjadikan kebun ini sebagai pusat edukasi yang inspiratif,” ujar General Manager Kebun Raya Purwodadi Galendra Jaya dalam keterangannya, Senin (14/10).
Meskipun berada di dataran rendah yang kering, tim Kebun Raya Purwodadi telah melakukan berbagai upaya dalam perawatan dan pemeliharaan tanaman, termasuk teknik pengairan dan pemupukan yang optimal dan teknik penyesuaian micro climate yang tepat.
Keberhasilan berbunga tanaman seperti Amorphophallus titanum di kebun ini menunjukkan dedikasi tim dalam menciptakan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman, serta upaya untuk mempromosikan konservasi tersebut. Kebun Raya Purwodadi juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi pengunjung untuk belajar lebih lanjut tentang flora Indonesia.
“Karena habitat Amorphophallus titanum yang kaya akan keanekaragaman hayati kini terancam oleh deforestasi. Hal ini menjadikan upaya konservasi in-situ dan ex-situ sangat penting untuk kelestarian Amorphophallus titanum agar keindahan dan keunikan kami dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang,” tutur Assisten Manager Hortikultura Holding Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya Bali Hadhiyyah N Cahyono.
Kebun Raya Purwodadi mengundang pencinta tanaman maupun masyarakat untuk menyaksikan mekarnya Amorphophallus titanum. Kegiatan pengamatan dan edukasi tentang keanekaragaman hayati serta pelestarian spesies langka ini juga akan diselenggarakan selama periode mekarnya bunga.
Pengunjung dapat melihat bunga bangkai ini di area kafe kebun di Kebun Raya Purwodadi. “Kami menyarankan agar pengunjung datang segera, karena periode mekar bunga ini sangat singkat, hanya berlangsung beberapa hari,” tutupnya. (H-2)