Kembali Ditawar Trump, Greenland Tegaskan Tak Akan Dijual

Area Greenland yang dipenuhi dengan salju. Foto: EFE-EPA

Greenland: Greenland kembali menegaskan kepada Donald Trump bahwa wilayahnya Tak Kepada dijual. Ketegasan itu dilontarkan setelah presiden terpilih Amerika Perkumpulan (AS) itu kembali mengusulkan pembelian Area Greenland.

Trump pertama kali menyatakan minatnya terhadap Greenland pada 2019. Meski tawarannya ditolak pada Ketika itu, Trump tampaknya bertekad Kepada mencoba kembali Mempunyai Area tersebut selama masa jabatan keduanya.

Ketika mengumumkan Duta Besar AS Kepada Denmark pada hari Minggu, Trump menulis: “Demi Keamanan Nasional dan Kebebasan di seluruh dunia, Amerika Perkumpulan merasa bahwa kepemilikan dan kendali atas Greenland adalah suatu keharusan mutlak.”
 

Greenland, pulau terbesar di dunia, terletak di antara Samudra Atlantik dan Arktik. Sekeliling 80% wilayahnya tertutup lapisan es dan menjadi Letak pangkalan militer besar AS.

Cek Artikel:  Belasan Orang Tewas akibat Berdesakan di Festival Keagamaan Kumbh Mela di India

Dilansir dari ITVX, Selasa, 24 Desember 2024, Greenland memperoleh otonomi dari Denmark pada tahun 1979, dan kepala pemerintahan Greenland, Múte Bourup Egede, menegaskan bahwa upaya terbaru Trump Kepada menguasai Area tersebut sama sia-sianya dengan upaya sebelumnya.

“Greenland adalah Punya kami. Kami Tak Kepada dijual dan Tak akan pernah dijual,” kata Egede dalam pernyataan.

“Kita Tak boleh kehilangan perjuangan panjang kita Kepada kebebasan,” imbuh Egede.

Trump membatalkan kunjungannya ke Denmark pada tahun 2019 setelah tawarannya Kepada membeli Greenland ditolak oleh Kopenhagen.

Bukan hanya Greenland yang menarik perhatian Trump. Akhir pekan Lewat, ia mengatakan bahwa AS Pandai merebut kembali kendali atas Terusan Panama, jalur perdagangan Krusial yang menghubungkan antara Samudra Atlantik dan Pasifik, Apabila biaya pengiriman yang meningkat Tak segera ditangani.

Cek Artikel:  Korut Luncurkan Rudal Balistik Pertama dalam Dua Bulan Terakhir

Menjelang pelantikannya pada 20 Januari, Trump bahkan menyarankan agar Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS, dengan menyebut Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, sebagai “gubernur” dari “Negara Bagian Besar Kanada.”

Trump juga menyatakan pada hari Minggu bahwa AS “dirugikan” dalam pengelolaan Terusan Panama. “Apabila prinsip, Bagus moral maupun hukum, dari pemberian luar Biasa ini Tak dipatuhi, maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan sepenuhnya dan tanpa syarat kepada Amerika Perkumpulan,” ujarnya.

Presiden Panama, José Raúl Mulino, merespons dalam sebuah video dengan menegaskan bahwa “setiap meter persegi terusan adalah Punya Panama dan akan Lalu demikian.” Tetapi Trump membalas di media sosialnya, “Kita lihat saja nanti!”

Presiden terpilih itu juga mengunggah gambar bendera AS yang tertancap di Area terusan dengan tulisan, “Selamat datang di Terusan Amerika Perkumpulan!” AS membangun terusan tersebut pada awal 1900-an, tetapi menyerahkan kendalinya kepada Panama pada 31 Desember 1999, berdasarkan perjanjian yang ditandatangani Presiden Jimmy Carter pada tahun 1977.

Cek Artikel:  Pembajakan Kereta di Pakistan, 16 Personil Radikal Dilaporkan Tewas

Terusan Panama bergantung pada waduk yang terkena Pengaruh kekeringan pada tahun 2023, sehingga memaksa pengurangan signifikan jumlah kapal yang dapat melintas setiap hari. Dengan berkurangnya jumlah kapal, administrator terusan juga Memajukan tarif bagi pengirim yang Ingin memesan slot Kepada menggunakan terusan tersebut.

Ketegangan terkait Greenland dan Panama muncul setelah Trump baru-baru ini menyatakan bahwa “Kaum Kanada Ingin Kanada menjadi negara bagian ke-51” dan mengunggah gambar dirinya di puncak gunung, Memperhatikan Area Sekeliling dengan latar bendera Kanada. (Siti Khumaira Susetyo)

Mungkin Anda Menyukai