Kemarau Jadi Berkah Bagi Perajin Keramik Plered Purwakarta

Kemarau Jadi Berkah Bagi Perajin Keramik Plered Purwakarta
Perajin keramik membawa gerabah untuk dijemur di sentra keramik Plered, Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (8/9/2024).(MI/Reza Sunarya)

TIDAK selamanya mendatangkan musibah, musim kemarau justru menjadi berkah bagi para perajin gerabah keramik di Purwakarta, Jawa Barat. Dampak cuaca yang panas menyebabkan proses penjemuran gerabah keramik menjadi cepat kering.

Aktivitas para perajin gerabah di sentra industri keramik Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, kian menggeliat di musim kemarau seperti sekarang ini. 

Produksi gerabah di sentra produksi di Plered meningkat hingga lebih dari 50%. Selain itu, saat ini pesanan juga sedang ramai, baik untuk pasar domestik maupun permintaan ekspor.

Baca juga : Pilkada Purwakarta, Dedi Mulyadi Kampanyekan Om Zein – Bang Ijo 

Menurut Irwan, jika pada musim penghujan memerlukan waktu antara dua pekan hingga satu bulan untuk penjemuran sebelum dibakar, pada saat kemarau seperti sekarang pengeringan hanya memerlukan waktu sekira satu minggu atau kurang dari 10 hari.

Cek Artikel:  Cecep-Asep Deklarasi Didukung 4 Partai di Pilkada Kabupaten Tasikmalaya

“Alhamdulillah cuaca yang panas, proses penjemuran bisa cepat. Kalau musim hujan bisa sampai satu bulan proses penjemuran. Begitu musim panas paling lama 10 hari sudah kering,” kata Irwan salah seorang perajin keramik Plered, Minggu (8/9).

Sementara itu, pihak pemerintah terus mendorong peningkatan produksi dan pemasaran gerabah, termasuk peningkatan kualitas gerabah itu sendiri. Hal itu mengingat pangsa pasar ekspor yang terbuka lebar, khususnya ke wilayah Timur Tengah.

Baca juga : Sentra Gerabah Kasongan Bangunjiwo, Bantul, yang Tak Lekang Era

“Kami terus mendorong para perajin keramik untuk berinovasi. Keramik Plered menjadi andalan Kabupaten Purwakarta di bidang industri keramik yang mempunyai pangsa pasar hingga Timur Tengah,” kata Camat Plered Heri Anwar.

Cek Artikel:  Dapat No Urut 3, Ahmad Syaikhu Ngegas Silaturahim ke MUI Jawa Barat.

Begitu ini produk gerabah keramik konvensional, seperti pot bunga dengan berbagai ukuran, lebih banyak diproduksi untuk kebutuhan pasar domestik. Sementara untuk kebutuhan pasar ekspor, bentuk yang lebih banyak diproduksi seperti hiasan interior dan ekterior rumah.

“Kepada pemasaran pasar domestik, perajin gerabah Plered sudah memiliki langganan, seperti ke Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung, wilayah Sumatra, dan Bali,” ungkap Heri Anwar. (RZ/J-3)

Mungkin Anda Menyukai