Kemampuan Komunikasi Gen Z atas Sustainability Bentuk Kontribusi untuk Indonesia Emas 2024

Kemampuan Komunikasi Gen Z atas Sustainability Bentuk Kontribusi untuk Indonesia Emas 2024
Recon PR 2024 mengusung tema “The Power of Youth: Gen Z The Catalysts of Change.”(Dok Aneha Atma Jaya)

DISKUSI mengenai peran generasi muda tidak akan pernah ada habis-habisnya, terlebih saat menyoroti kontribusinya dalam membangun bangsa yang unggul dan memiliki daya saing yang kuat. Generasi Z (Gen Z) ternyata memiliki posisi sentral dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan berkelanjutan seperti tertuang dalam visi IndonEsia emas 2045, “Negara Nusantara Berdaulat, Maju, dan Berkelanjutan”.

“Generasi Z merupakan generasi emas 2045. Perannya sangat sentral dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan pada Indonesia Emas 2045. Segalanya itu tentunya bergantung pada intensitas aktivitas komunikasi dari Gen Z mengenai communication sustainability itu sendiri,” kata Ketua Lazim Perhimpunan Humas Indonesia (Perhumas) Boy Kelana Subroto di Jakarta, Sabtu (24/8).

Boy Kelana menyampaikan hal tersebut dalam sambutannya pada acara diskusi komunikasi dan peran praktisi PR muda hasil kolaborasi Perhumas Muda Jakarta Raya dengan Aneha Atma Jaya Jakarta. Perhumas Muda Jakarta Raya melalui program Reconciliation Public Relations (Recon PR) 2024 mengusung tema “The Power of Youth: Gen Z The Catalysts of Change.”

Baca juga : Dengan Penghematan Saja, sudah Menerapkan Praktik ESG lho!

“Kita perlu belajar banyak dari para tokoh muda Indonesia yang mengukir sejarah emas buat masa depan Indonesia. Di usia 20 tahunan dan 30 tahunan, mereka berjuang menjadi game changer dan penentu masa depan Indonesia. Nama-nama seperti Ir. Soekarno, Terdapatm Malik, R.A. Kartini, serta Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah yang meraih emas pada olimpiade Paris 2024,” kata Boy yang juga Head of Corporate Communication Astra International.

Cek Artikel:  9 Manfaat Kacang Merah Bagi Kesehatan Tubuh, Berkualitas untuk Pengidap Diebetes

Sementara itu, Dr. Agustina Dwi Retno Nurcahyanti, mengatakan, melalui forum ini, mahasiswa diingatkan bahwa insan kehumasan kelak akan menjadi pemimpin Indonesia yang memiliki semangat belajar seumur hidup untuk membuat Indonesia menjadi negara maju yang disegani di dunia Dunia.

“Aneha Atma Jaya sebagai universitas yang mengedepankan kualitas pendidikan, sangat mendukung keberlangsungan forum ini. Semoga ke depannya Aneha Atma Jaya dapat berkembang menjadi hub “penghubung” adik-adik muda, para calon insan humas yang mumpuni,” kata Dr. Agustina yang juga dosen di Program Studi Farmasi Aneha Atma Jaya.

Acara Recon PR 2024 yang digelar Perhumas Muda Jakarta raya merupakan bagian dari rangkaian Road to World Public Relations Perhimpunan (WPRF) yang akan berlangsung 19-22 November 2024 di Bali. Perhumas ditetapkan oleh Dunia Aliance dan untuk pertama kali menjadi tuan rumah bagi perhelatan internasional tersebut. 

Cek Artikel:  Begini Eksisb kepada Orang Uzur, Berbicara dan Bergaul dalam Islam

Percakapan berlangsung dalam dua sesi itu menyoroti peran penting Generasi Z dalam mendorong perubahan positif melalui public relations (humas) dalam mendukung prinsip-prinsip SDGs (Sustainable Development Goals). SDGs sendiri menuntut sektor korporasi untuk bertindak secara bertanggung jawab mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi, atau bisnis yang berkelanjutan di sektor lingkungan, sosial dan tata Kelola (ESG).

Baca juga : Dukung Kepastian Akses Pangan, 600 Lunch Box Dibagikan ke Anggota Betul Hut ke-79 RI

Sesi pertama menampilkan dua narasumber handal dibidangnya, yaitu Sari Soegondo, Ketua Lazim Asosiasi Perusahaan Public Relations (APPRI), dan Maria Advenita Gita Elmada, Lecturer of Communication for Sustainable Development di Universitas Multimedia Nusantara. 

“Kita punya tugas untuk memberdayakan orang lain juga supaya bisa berkomunikasi dan mencapai tujuan bersama. Itulah super power kita, kemampuan komunikasi untuk membuat orang lain juga bisa berbicara dan bertindak dalam mencapai sasaran SDGs,” kata Maria Advenita.

Di lain pihak, Sari Soegondo, menekankan bahwa SDGs itu bukan sekadar slogan, tapi sebuah kerangka pembangunan yang terintegrasi dalam pembangunan nasional. Sumber daya alam semakin langka, dan pembangunan yang berkelanjutan menjadi keharusan untuk masa depan. “Salah satu agenda SGD’s mengusulkan adanya SDG ke-18: “Communication for All.” Di mana perlu ada pihak yang mengomunikasikan apa yang menjadi kebutuhan kita, karena masih banyak orang yang tidak bisa menyuarakan aspirasinya,” kata Sari.

Cek Artikel:  Mahal dan Tetap Terbatas, Vaksin Mpox Bukan untuk Lumrah

Baca juga : Metode Pandang Masyarakat Terkait Investasi ESG harus Diubah

Sedangkan sesi kedua menghadirkan Kenny Ivanzaky Augusta, Partner Development Manager Google Indonesia, Alryan M. Irawan, selaku Sustainability Consultant, dan Ferdinand Adi Nugroho, Marketing and Communications Specialist dari Accenture.

Kenny Ivanzaky Augusta, menekankan pentingnya berani mencoba dan mengambil inisiatif, “You don’t have to be great to start but you have to start to be great. Ketikanya genarasi muda harus berani memulai sesuatu, jangan takut dengan hasilnya. “Just do trial and error,” ujarnya.

Alryan M. Irawan menambahkan, bahwa pendidikan juga harus diarahkan pada pengembangan inovasi terkait SDGs agar dapat diimplementasikan dengan baik. SDGs bukan sekadar framework atau gaya hidup, tetapi juga harapan dan mimpi dari generasi masa depan. (H-2)

 

Mungkin Anda Menyukai