Keluarga yang Merawat Orang dengan Demensia Diingatkan Agar Berbagi Tugas

Keluarga yang Merawat Orang dengan Demensia Diingatkan Agar Berbagi Tugas
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis saraf Rumah Linu Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono, Asnelia Devicaesaria, mengingatkan bahwa caregiver (perawat) orang dengan demensia sebaiknya berbagi tugas dengan anggota keluarga lainnya.

“Bukan dibebankan kepada satu orang saja atau orang yang (tinggal) serumah. Harus bergantian,” kata Asnelia dalam webinar tentang demensia Alzheimer, Senin (30/9).

Pembagian tugas merawat orang dengan demensia penting dilakukan karena seorang perawat pun perlu waktu istirahat. 

Baca juga : Dialog Antara Orangtua dan Anak Krusial untuk Mencegah Tawuran

Jadwal istirahat perawat orang dengan demensia bisa bervariasi, bergantung kebutuhan dan Asnelia menyarankan sekitar dua minggu sekali.

Asnelia mencontohkan sebuah kasus merawat orangtua yang demensia dilakukan oleh anak yang tinggal serumah. Ketika anak lainnya yang tidak tinggal serumah datang, dia bisa menggantikan tugas agar saudaranya bisa beristirahat.

Cek Artikel:  BMH Raih Predikat Sangat Berkualitas Pada Audit Syariah Kemenag

Begitu juga dengan anak lainnya yang tinggal berjauhan, mereka bisa memberi dukungan finansial, misalnya. 

Baca juga : Komunikasi Kunci Membangun Interaksi Positif Orangtua dan Anak

Asnelia juga mengingatkan untuk rajin berkomunikasi, termasuk lewat telepon atau panggilan video, agar interaksi tersebut menjadi ritme dan orang demensia tidak mudah melupakan anak yang tinggal berjauhan tersebut.

Asnelia menekankan pada kasus demensia, ketika orangtua sudah tidak mengenali anaknya, bukan berarti sudah tidak menyayangi.

Penyakit Alzheimer, salah satu penyebab demensia, adalah degenerasi otak yang bisa menurunkan fungsi kognitif secara progresif seiring pertambahan usia. 

Baca juga : Ini Tips Mengatasi Konflik Antara Orangtua dan Anak

Perjalanan penyakit tersebut bahkan bisa dimulai 20 tahun sebelum ditemukan gejala-gejala spesifik Alzheimer.

Cek Artikel:  Pusdiklat Kemenag di Tangsel Maju Gelar Instrukturan MOOC Pintar untuk Distrik 3 T

Gejala Alzheimer antara lain ialah kehilangan memori secara progresif dan bertahap, gangguan eksekutif (misal penglihatan, penalaran, kesulitan mengelola uang, gangguan atensi (kehilangan orientasi waktu, tempat dan orang), merasa bingung dan gelisah, gangguan fungsi bahasa (sulit menemukan kata, bicara tidak selesai), perubahan perilaku dan kehilangan kemampuan mengurus diri sendiri.

Buat menentukan apakah seseorang terserang demensia (termasuk demensia Alzheimer), diperlukan pemeriksaan oleh dokter spesialis saraf. (Ant/Z-1)

Mungkin Anda Menyukai