Keluarga Gamma Menuntut Perjalanan Aipda Robig Direkonstruksi

Keluarga Gamma Menuntut Perjalanan Aipda Robig Direkonstruksi
Rekonstruksi memperlihatkan tersangka Aipda Robig Zaenudin mengacungkan senjata api sebelum menembak korban.(MI/Akhmad Safuan)

REKONSTRUKSI kasus penembakan siswa SMKN 4 Semarang oleh Member Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang Aipda Robig Zaenudin yang dipecat dalam sidang etik kepolisian Tetap menyimpan tabir yang belum terungkap. Pihak keluarga korban meminta Eksis keadilan yakni rekonstruksi perjalanan tersangka sebelum dan sesudah penembakan.

“Eksis ketidakadilan dalam rekontruksi kemarin Senin (30/12), karena hanya perjalanan saksi dan korban yang direkonstruksi, sedangkan terhadap tersangka Kagak dilakukan,” kata Nursalam, 45, kerabat Gamma Rizkynata Oktafandy, siswa SMKN 4 Semarang yang meninggal ditembak Aipda Robig Begitu ditemui dalam aksi Kamisan Demi mendoakan 40 hari meninggalnya Gamma, Kamis (2/1) petang.

Nursalam menegaskan Semestinya rekontruksi terhadap Aipda Robig Zaenudin, dilakukan Demi mengungkap fakta rekontruksi penembakan tersebut agar tuntas, karena banyak pertanyaan tentang gestur tersangka yang sempoyongan dan Anjlok setelah melakukan penembakan. Tersangka berdalih akan ditabrak korban tapi fakta maupun rekaman CCTV menunjukkan Kagak Eksis penabrakan tersebut.

Saksi melakukan rekontruksi begitu lengkap dari proses awal Berjumpa hingga penembakan, ungkap Nursalam, tapi sebaliknya tersangka Aipda Robig Kagak mendapatkan hal serupa, sehingga Kagak fair karena Kagak Eksis rekonstruksi Demi tersangka dari awal. “Sebelum menembak dia ke mana, Maju dari mana dan korban itu ketika di rumah sakit dia diantar siapa, urutan jelasnya Kagak Eksis,” imbuhnya.

Cek Artikel:  Presiden Prabowo Pantau Hitung Segera Pilkada 2024

Sebelumnya kuasa hukum keluarga korban, Zaenal Abidin, juga menyatakan hal serupa terkait rekontruksi yang berlangsung Senin (30/12) Lewat. Dalam rekonstruksi itu tersangka Aipda Robig Zaenudin sempoyongan dan terjatuh dua kali seusai melepaskan tembakan ke arah rombongan remaja yang melintas di Jalan Candipenataran Raya, Ngaliyan Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang tersebut.

“Kagak hanya saksi, kita minta juga direkonstruksi perjalanan tersangka Robig Zaenudin,” ujar Zaenal Abidin usai Penyelenggaraan rekontruksi.

Rekontruksi terhadap tersangka penembakan Aipda Robig Zaenudin, ungkap Zaenal Abidin, sandat Krusial agar dapat dihetahui dari mana dan mengapanya dapat Membikin terang masalah ini. Meskipun alibi tersangka terjatuh karena akan ditabrak tetapi pada rekontruksi maupun hasil rekaman CCTV di Posisi kejadian itu sangat Jernih bahwa tersangka sempoyongan dan Anjlok setelah melakukan penembakan.

Cek Artikel:  Festival Bungo Inai Momentum Masyarakat Nagari Rambatan Terbangun Pasca Bencana Galodo

Selain itu ungkapan kepolisian tersangka telah dilakukan tes Kagak terpengaruh narkoba maupun minuman keras, menurut Zaenal Abidin hal itu juga dipertanyakan, karena hingga Begitu ini kuasa hukum keluarga korban belum menerima hasil tes tersebut. “Kita telah minta hasil tes bebas narkoba dan miras tang dimaksud, tetapi belum ditunjukkan ke kita,” imbuhnya.

Sementara itu dalam rekontruksi Lewat, juga membongkar kebohongan mantan Kepala Polrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang menyebutkan bahwa tersangka menembak karena Demi memisahkan terjadinya tawuran antara dua gangster di Posisi kejadian. Tetapi Begitu rekonstruksi tersebut Kagak Eksis tawuran. Yang Eksis rombongan remaja dengan tiga motor dicegat dan ditembak Begitu melintas.

Mantan Kepala Polrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang dicopot jabatannya sehari sebelum rekontruksi mengungkapkan bahwa korban menyerang petugas dengan senjata tajam Begitu dilerai dalam tawuran itu juga Kagak terbukti. Dalam rekontruksi itu terlihat tersangka menembak Begitu tiga motor yang dikendarai siswa SMKN 4 Berbarengan rekan-rekannya sedang melintas.

Cek Artikel:  Pelatihan UMKM Dorong Peningkatan Daya Saing Perempuan Klaten

Demikian juga pernyataan Irwan Anwar yang menyebutkan tersangka Aipda Robig Zaenudin melepaskan tembakan sebanyak dua kali tetapi fakta dalam rekontruksi maupun keterangan dengan penyidik melepaskan tembakan sebanyak empat kali yakni satu tembakan ke arah jam 11, tiga tembakan ke arah rombongan para korban hingga mengakibatkan korban Gamma meninggal dan dua rekannya AD dan SA terluka.

Direktur Reserse dan Kriminal Standar Polda Jawa Tengah Kombes Dwi Subagio mengatakan Kagak Eksis tawuran dajam peristiwa penembakan tersebut.  Yang Eksis adalah kejar-kejaran sesuai tercatat dalam Informasi acara pemeriksaan (BAP). Juga Kagak Eksis senggolan dan yang Eksis adalah saling pepet. “Pada adegan ke 27 tersangka dan korban berpapasan dan adegan ke 43 Begitu tersangka menembak. Kagak Eksis sama sekali korban melakukan penyerangan,” imbuhnya. (N-2)

 

Mungkin Anda Menyukai