Keluarga dan Lingkungan jadi Garda Terdepan Awasi Mahasiswa Depresi

Keluarga dan Lingkungan jadi Garda Terdepan Awasi Mahasiswa Depresi
ilustrasi(freepik.com)

PSIKOLOG anak dan keluarga Mira Amir menyebut lingkungan dan keluarga harus sensitif terhadap anak, pelajar, atau pun mahasiswa yang mengalami stres, depresi bahkan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri.

“Kasus bunuh diri yang baru terjadi seperti permasalahan sosial pada umumnya kondisi psikologi tidak cuma dari yang bersangkutan, mahasiswa dibesarkan dalam lingkungan keluarga. Saya sering mendapati anak-anak akhirnya menjadi kurang resilience atau kurang kemampuannya dalam mengatasi permasalahan yang ada diakibatkan memang mereka selama ini besar dalam lingkungan keluarga yang kurang kondusif,” kata Mira saat dihubungi, Kamis (3/10).

Baca juga : 2 Negara dengan Tingkat Bunuh Diri Terendah di Dunia

Diberitakan sebelumnya terjadi 2 kasus bunuh diri di Surabaya Jawa Timur. Kedua kasus tersebut memiliki kesamaan yakni dengan cara yang sama dengan melompat dari gedung tinggi dan keduanya merupakan mahasiswa Universitas Ciputra (UC) dan Universitas Kristen Petra dengan jarak waktu satu bulan.

Cek Artikel:  BMKG Optimalkan Modifikasi Cuaca Atasi Kebakaran Hutan

“Mungkin kita hanya melihat ketika sudah mahasiswa karena mungkin secara kognitif mereka memang memungkinkan untuk menjadi mahasiswa tapi secara perkembangan mental psikologinya lemah,” ujar dia.

”Loyalp orang pada dasarnya tidak pernah memiliki keinginan untuk bunuh diri. Tetapi keinginan tersebut muncul dan sudah melalui proses yang panjang, maju mundur, hingga menjadi keputusan yang sulit,” ucapnya.

Baca juga : Dokter PPDS Undip Meninggal Dunia, Diduga Bunuh Diri karena Depresi

Sayangnya lingkungan saja sampai tidak sadar bahwa anak sebenarnya dalam kondisi kesulitan. Ketika anak tidak merasa sendiri mungkin bisa dicegah sejak lama dan mendapatkan penanganan yang maksimal.

Di satu sisi sering kali keluarga tidak mampu mengamati perkembangan anaknya. Padahal sudah banyak indikasi yang disebar dari pemberitaan dan edukasi terkait kesehatan mental anggota keluarga. 

Cek Artikel:  Letusan Gunung Berapi di Era Dinosaurus dan Pengaruhnya pada Kepunahan Massal

“Mungkin orang tua terlalu sibuk atau egois komunikasinya juga sering kali saya dapati banyak keluarga yang gagal mengembangkan iklim yang kondusif buat anak-anaknya berkomunikasi secara sehat,” pungkasnya. (S-1)

 

Peringatan: Tulisan berikut bukan dimaksudkan menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Apabila Anda merasa depresi, berpikir untuk bunuh diri, segera konsultasikan segala masalah Anda ke tenaga profesional, seperti psikolog, klinik kesehatan mental, psikiater, dan pihak lain yang bisa membantu.

 

 

Mungkin Anda Menyukai