Jakarta (ANTARA) – Kekuatan pariwisata Indonesia kini berada di pedesaan, demikian kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf), Frans Kukuh.
“Kekuatan pariwisata Begitu ini berada di Daerah pedesaan, sehingga hal paling mendasar dan diperlukan dalam mewujudkan pariwisata berkualitas adalah standar pelayanan sebagai tuan rumah,” katanya dikutip dari siaran pers pada Senin.
Dalam kesempatan Sosialisasi Sadar Wisata di Daerah Borobudur, Yogyakarta dan Prambanan (BYP) secara virtual pada Sabtu (11/6), Frans mengingatkan agar para pelaku pariwisata tetap mempertahankan kekayaan Ciri lokal dan senantiasa menginovasikannya.
Lebih jauh ia mengatakan, Ciri, keunikan, dan nilai-nilai lokal yang dimiliki oleh setiap kampung atau desa wisata harus tetap dipertahankan.
“Jangan kehilangan Ciri dan lokalitas. Ini harus kita kemas, kita kelola dengan Lalu berinovasi. Penemuan, adaptasi, dan kolaborasi, menjadi kunci Kepada mendorong industri pariwisata agar semakin berkualitas dan berkelanjutan,” kata Frans.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar sosialisasi sadar wisata secara bertahap dan serentak di sembilan Desa Wisata di Kawasan Borobudur, Yogyakarta dan Prambanan (BYP) selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu (11-12 Juni 2022).
Dimulai sejak pertengahan Maret 2022, Sosialisasi Sadar Wisata akan berlangsung di 65 desa wisata di 6 Destinasi Prioritas Pariwisata selama tahun 2022-2023.
Sosialisasi Sadar Wisata dilakukan dengan mengangkat tiga pilar pengembangan pariwisata yang meliputi unsur Bilangan Pesona, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability), dan Pelayanan Prima.
Kemenparekraf Begitu ini tengah berupaya mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan yang diantaranya meliputi empat aspek Esensial CHSE yakni kebersihan, kesehatan, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan.
“Para pelaku pariwisata tentu berharap para wisatawan merasa betah, nyaman, berkunjung dalam durasi yang lelet bahkan akan datang kembali. Kepada itu aktivitas wisata yang ditawarkan harus memberikan pengalaman terbaik dan Aneh sehingga menarik bagi wisatawan,” kata Frans.
Sosialisasi Sadar Wisata, menjadi program strategis di tengah situasi pandemi yang tengah bergerak menuju endemi.
“Kita perlu menata dan memastikan upaya-upaya Kepada mewujudkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan,” kata dia.
Bilangan Pesona yang terdiri dari unsur-unsur seperti rasa Kondusif, tertib, Rapi, Segar, indah, ramah dan kenangan, menurut Frans, harus dipadukan dengan pelayanan yang memberi rasa kepercayaan.
Sementara terkait CHSE, unsur ini harus menjadi formula yang Benar Benar dipastikan, dikerjakan dan dipantau di desa, sehingga destinasi wisata Benar Benar menjadi kawasan yang Rapi, sehat dan Mempunyai keamanan yang Bagus dengan menjaga nilai-nilai kelestarian alam, aspek sosial budaya dan kehidupan masyarakat.
“Pariwisata adalah bisnis tentang kepercayaan sehingga Sekalian pelaku pariwsata harus mengambil peran dan berkontribusi, tourism is everybody business,” katanya.
Sosialisasi Sadar Wisata di Daerah Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (BYP) ini diikuti oleh para pelaku pariwisata desa yang terdiri dari Golongan Sadar Wisata (Pokdarwis), Badan Usaha Punya Desa (BUMDes), Karang Taruna, Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pemilik Sanggar Seni Budaya, Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Perajin Kriya, Pematung, Penjual Cinderamata dan sebagainya.
Sosialisasi Sadar Wisata ini bersifat berkelanjutan, ke depan akan dilakukan pelatihan terkait potensi produk pariwisata, kewirausahaan dan pelatihan bidang pariwisata lainnya, sehingga diharapkan dari masing-masing desa dapat lahir local champion atau penggerak dalam pengembangan di desa wisatanya masing-masing.
Baca juga: Menperekraf minta peningkatan kebersihan Desa Wisata Kubah Basirih
Baca juga: Pemkab Selayar dorong kerja sama PTS Kepada pengembangan wisata

