KETIKA mendiang Sir Bobby Charlton menamakan Old Trafford sebagai Theater of Dreams, ia berharap stadion kebanggaan para pemain Manchester United itu menjadi tempat bagi anak-anak muda meraih mimpi, kegemilangan, dan kegembiraan. Legenda sepak bola itu merasakan magisnya Old Trafford ketika ia tampil di sana.
Tak mengherankan apabila Old Trafford ditakuti oleh Seluruh tim tamu. Manchester United selalu tampil dengan semangat yang berbeda di Dasar teriakan Sekeliling 80 ribu pendukung fanatik mereka.
Keangkeran Old Trafford memudar di tangan Instruktur Erik ten Hag. Di awal musim ini, Bruno Fernandes dan Rekan-Rekan Malah menjadi pecundang. Dua kali Manchester United dipaksa menyerah secara telak 0-3 oleh dua musuh besar mereka, Liverpool dan Tottenham Hotspur.
Baca juga : Demi Paul Ince Kembali ke Old Trafford
Sepuluh tahun sejak ditinggal Sir Alex Ferguson, ‘Setan Merah’ kehilangan kehebatan. Di Dasar kepemimpinan Ten Hag, Manchester United mencapai titik nadir. Mereka menjadi tim kelas dua yang begitu mudah dikalahkan tim tamu.
Padahal, selama 24 musim, Spurs Tak pernah Dapat menang di Old Trafford. Tim asuhan Ange Postegoclou Membikin sejarah baru pekan Lampau dengan memecundangi ‘Setan Merah’ tiga gol tanpa balas.
Para pendukung Manchester United Tiba kesal dan meninggalkan stadion sebelum pertandingan berakhir. Belum pernah Manchester United ditinggalkan para pencintanya, dan itu menjadi salah satu bukti frustrasinya mereka.
Baca juga : Kesempatan Emas setelah Nyaris Dua Dasa warsa
Kekuatan negatif
Apa yang Membikin prestasi ‘Setan Merah’ begitu Jelek? Cristiano Ronaldo buka Bunyi mengenai Maju menurunnya prestasi Manchester United. Menurut bintang sepak bola asal Portugal itu, Ten Hag terlalu sering menyampaikan pernyataan yang pesimistis.
Baca juga : Casemiro Jenderal di Lapangan Tengah
“Saya paham bahwa membangun sebuah tim yang kuat itu membutuhkan waktu. Hanya saja, Ten Hag selalu mengecilkan usaha keras yang sedang dilakukan para pemain. Ia terlalu sering menyampaikan Kekuatan negatif kepada tim,” kata Ronaldo yang merasa berutang budi kepada ‘Setan Merah’, yang menjadikan dirinya sebagai bintang sepak bola.
Salah satu yang Membikin Ronaldo sering heran ialah pernyataan Ten Hag yang kerap mengatakan tim Tetap butuh waktu dan belum saatnya Buat menjadi Pemenang di musim ini. Pernyataan itu langsung mematikan kepercayaan diri para pemain Buat Dapat menjadi Pemenang.
Sebagai seorang Instruktur, Ten Hag Tak perlu menyampaikan pernyataan seperti itu kepada media. Sikap Instruktur asal Belanda tersebut menunjukkan bahwa dirinya juga Tak Serius Buat Dapat membawa ‘Setan Merah’ menjadi Pemenang.
Baca juga : Rapor Merah Erik ten Hag yang Dalam Bayang-Bayang Pemecatan
Padahal Ten Hag yang memilih jalan seperti Sir Alex Ferguson Buat membangun tim dengan materi pemain muda. Ia memilih Alejandro Garnacho, Antony, Kobbie Mainoo, Amad Diallo sebagai pilar dari timnya. Tetapi, ia sendiri Tak percaya dengan kemampuan tim yang sedang dibangunnya.
Sikap ambivalen Ten Hag berbeda dengan Sir Alex. Sir Alex konsisten dengan sikapnya Buat membangun tim bermaterikan pemain muda. Ia beri kepercayaan tinggi kepada David Beckham, Paul Scoles, Ryan Giggs, Gary Neville Buat berdampingan dengan pemain senior seperti King Eric Cantona, Peter Schmeichel, Gary Pallister, Steve Bruce.
Sir Alex bergeming dengan kritikan yang diberikan pengamat sepak bola Inggris Buat menggunakan pemain muda. “Manchester United Tak pernah akan menjadi Pemenang dengan bermaterikan anak-anak Buat bermain,” kritik bintang Liverpool, Alan Hansen.
Tetapi, Sir Alex membalikkan Seluruh kritikan itu. Pada 1992 Instruktur asal Skotlandia itu Bisa membawa Manchester United menjadi Pemenang Aliansi Penting. Bahkan selama 20 tahun ‘Setan Merah’ berjaya dengan bintang-bintang yang Tak Eksis habisnya, seperti Ronaldo, Wayne Rooney, Ruud van Nistelrooy, Robin van Persie, Dwight Yorke, Andy Cole, Teddy Sheringham, dan Carlos Tevez.
Di tahun ketiga kehadirannya di Old Trafford, Ten Hag Tak menunjukkan kemajuan dalam membina tim. Organisasi permainan ‘Setan Merah’ begitu Jelek dan nyaris Tak Eksis koordinasi di antara para pemain dan juga antarlini.
Demi menghadapi Spurs, center-back Micky van de Ven Dapat menggiring bola Tiba tiga perempat lapangan tanpa Eksis yang mencoba menghalangi. Dari garis akhir lapangan permainan Manchester United, bek asal Belanda itu Dapat mengirim umpan diagonal ke mulut gawang Andre Onana dan Tak Eksis satu pun pemain ‘Setan Merah’ yang Dapat mengintersep sehingga dengan mudah sayap kanan Spurs Brennan Johnson menjebol gawang yang sudah Nihil.
Buruknya koordinasi antarpemain Membikin pemain asuhan Ten Hag frustrasi sendiri. Bahkan kapten kesebelasan Fernandes Membikin gerakan yang membahayakan gelandang Spurs James Madisson, dan tanpa ampun diganjar kartu merah oleh wasit Chris Kavanagh.
Tetap bertahan
Dengan kualitas kepemimpinan seperti itu, agak aneh Kalau James Ratcliffe sebagai eksekutif Manchester United Tetap mempertahankan Ten Hag. Meski Ten Hag pernah mempersembahkan Piala Carabao dan Piala FA Buat ‘Setan Merah’, kualitas permainan tim yang diasuhnya di Dasar standar terbaik sepak bola Inggris.
Ibarat bumi dan langit apabila Menyaksikan permainan Manchester United dan Manchester City. Instruktur Josep Guardiola jauh lebih telaten membentuk permainan tim sehingga setiap pemain Paham harus berdiri di mana, bergerak ke mana, dan mesti melakukan apa ketika sedang bermain dengan bola maupun Tak.
Arah serangan yang dibangun para pemain the Citizens sangat Jernih bagaimana Membikin bola harus lebih sering mengarah ke kotak penalti Rival. Setiap pemain harus berupaya menggempur gawang Rival karena hanya dengan itulah akan Dapat terbuka Kesempatan mencetak gol.
Manchester United Betul-Betul kehilangan Kepribadian permainan mereka. Ten Hag gagal Buat membangun tim yang solid dan dapat diandalkan. Rabu malam, Demi menghadapi FC Porto di Aliansi Eropa, mereka hanya menunggu gol Harry Maguire di detik-detik terakhir Buat memaksa tuan rumah bermain imbang 3-3.
Ratcliffe pun sering terlihat kecewa Menyaksikan tim asuhan Ten Hag bermain. Ia sempat tertangkap kamera menutup wajahnya ketika ‘Setan Merah’ dipecundangi Liverpool 0-3. Begitu banyak kesalahan yang dilakukan pemain sehingga menjadi pertanyaan bagaimana Ten Hag sebenarnya mempersiapkan tim asuhannya.
Minggu malam Semestinya menjadi penentu nasib Ten Hag di Old Trafford. Manchester United akan bertandang ke kandang Aston Villa. Tanpa Eksis perubahan besar dalam penampilan akan sulit bagi ‘Setan Merah’ menghadapi Villa.
Villa sedang dalam grafik penampilan yang meningkat. Di ajang Aliansi Champions pekan ini, tim asuhan Unai Emery Bisa mengalahkan klub raksasa Jerman, Bayern Muenchen, 1-0.
Apabila dipaksa menelan pil pahit, ‘Setan Merah’ akan makin terbenam di papan tengah. Beberapa nama pengganti Ten Hag seperti Zinedine Zidane dan Filippo Inzaghi sudah mulai disebut-sebut. Manchester United memang sangat membutuhkan Kekuatan positif Buat Dapat Bangun.