SEJUMLAH petani di Kabupaten Kuningan terpaksa harus panen
dini akibat kekeringan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kabupaten
Kuningan, Wahyu Hidayah, membenarkan adanya petani yang melakukan panen dini. “Pasnya petani di Blok Cijeruk, Desa Singkuk, kecamatan Japara yang arel pertaniannya merupakan tadah hujan,” ujarnya, Selasa
(20/8).
Baca juga : Desa di Kabupaten Kuningan Mulai Dilanda Krisis Air Rapi
Dia menambahkan ada sekitar 3 hektare lahan sawah yang harus panen dini
akibat kekeringan. Padahal masa panen baru sekitar 2 minggu lagi, namun
untuk menghindari kerugiaan yang lebih besar petani pun terpaksa
melakukan panen dini.
“Dampaknya produktivitas turun. Dari biasa 6,1 ton kini menjadi hanya 5,7 ton gabah kering panen per hektare,” lanjutnya.
Ke depan, Wahyu mengimbau kepada petani yang sawahnya tadah
hujan untuk tidak memaksakan diri melakukan tanam kedua. Sebenarnya tanaman padi bisa selamat jika melakukan percepatan tanam.
Baca juga : Jelang Musim Hujan, Tiga Desa di Kuningan Malah Kekeringan
Kabupaten Kuningan mengalami puncak panen April lalu. Kalau pada Mei sudah dilakukan tanam lagi, maka Agustus sudah panen dan petani
terhindar dari kerugian.
Buat pompanisasi, lanjut Wahyu, dilakukan di lahan pertanian yang
memiliki sumber air. Ke depannya, pihaknya meminta kepada kepala desa
untuk berkoordinasi dengan dinas untuk memetakan potensi kekeringan
sekaligus mencari solusi bersama.
Selain di Kecamatan Japara, kekeringan juga diidentifikasi ada di
Kecamatan Ciawigebang, Ciniru dan Hantara. “Tapi kita optimalkan dengan
pompanisasi sehingga tanaman padi bisa selamat,” tutur Wahyu.
Sementara itu, Yani, petani di Desa Singkup mengaku baru melakukan panen dini. Usia padi baru dua bulan lebih.
Tetapi karena air tak kunjung mengalir ke sawah, padi pun mengering. Daripada merugi lebih banyak, Yani pun memilih untuk panen dini.