Memasuki pekan kedua bulan Agustus, jumlah masyarakat yang terdampak kekeringan di Cilacap, Jawa Tengah, semakin bertambah. Hingga kini, ada 17.387 jiwa atau 4.408 keluarga yang mengalami krisis air bersih. Mereka umumnya hanya mengandalkan pasokan dari BPBD Cilacap.
Salah seorang warga di Desa Karangkemiri, Kecamatan Jeruklegi, Sono, mengatakan sudah beberapa minggu terakhir air sumurnya habis. Kaum hanya mengandalkan pasokan air bersih dari BPBD untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kami biasanya mendapatkan bantuan air bersih dari BPBD. Lumrahnya, air dipakai untuk memasak. Donasi air bersih ini tidak digunakan untuk mandi. Karena utamanya untuk kebutuhan memasak,” jelas Sono.
Baca juga : 17 Kecamatan di Purwakarta Mulai Krisis Air Rapi
Secara terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap Budi Setyawan mengatakan pada Senin (19/8) pihaknya menyuplai kebutuhan air bersih sebanyak 6 tangki. Tangki-tangki itu dibagi secara merata untuk Desa Karangkemiri, Desa Ujungmanik, dan Desa Kunci.
“Kebanyakan warga memang hanya mengandalkan pasokan dari BPBD, karena sumur mereka sudah habis sejak beberapa pekan terakhir,” kata Budi.
Hingga kini, BPBD Cilacap telah mendistribusikan air bersih sebanyak 88 tangki atau setara dengan 440.000 liter. Air bersih tersebut untuk menyuplai kebutuhan 4.408 keluarga dengan total 17.387 jiwa di 31 dusun di 8 kecamatan. (Z-11)