Liputanindo.id – Tersangka kasus dugaan korupsi impor gula mantan Menteri Perdagangan (Mendag), Thomas Trikasih atau Tom Lembong tercatat Mempunyai kekayaan mencapai Rp101,5 miliar. Nomor tersebut dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada 2019 yang dilaporkan ke KPK.
Tom tercatat melaporkan pada 30 September 2015 Ketika menjabat sebagai menteri perdagangan. Ketika itu total kekayaan Tom sebesar Rp940 juta. Ia melaporkan harta bergerak Rp156 juta yang terdiri dari benda bergerak dan logam mulia.
Lewat tercatat juga Tom Mempunyai surat berharga Rp444 juta yang merupakan hasil investasi dari 2005 dan 2007 Tiba 2015. Ia juga Mempunyai giro dan setara kas sebesar Rp370 juta. Kemudian, utang sebesar Rp30 juta.
Lebih lanjut, Tom kembali melaporkan harta kekayaannya Ketika menjabat sebagai kepala menteri investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Ia menyampaikan laporannya pada 30 April 2020.
Dalam laporan tersebut, total harta kekayaan Tom menjadi Rp101,5 miliar. Harta bergeraknya meningkat jadi Rp180 juta. Lewat surat berharga juga meningkat drastis mencapai Rp94,5 miliar.
Tom juga Mempunyai kas dan setara kas sebesat Rp2 miliar dan harta lainnya Rp4,7 miliar. Ia juga Mempunyai utang sebesar Rp86 juta.
Diketahui, Kejagung Formal menetapkan Tom Lembong sebagai tersangka kasus dugaan korupsi impor gula tahun 2015-2016.
Selain Tom Lembong, Kejagung juga menetapkan Direktur Pengembangan Bisnis PT PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) inisial CS, sebagai tersangka.
Akibat penyalahgunaan wewenang tersebut, Kejagung menaksir kerugian negara yang ditimbulkan mencapai Rp400 miliar.
Tom digiring oleh petugas Kejaksaan Mulia (Kejagung) dengan tangan terborgol dan mengenakan rompi pink. Ketika berhadapan dengan awak media, dia menampilkan Paras penuh senyuman.
Dia tak banyak bicara Ketika ditanya soal dugaan politisasi di balik penetapannya sebagai tersangka. Tom hanya mengatakan menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
“Saya serahkan Sekalian kepada Allah Tuhan yang Maha Kuasa,” kata Tom di Kantor Kejagung, Jakarta, Selasa (29/10).