>>> klik gambar Demi infografis lebih besar
PANDEMI covid-19 secara tak langsung memaksa orang-orang Demi tetap berada di rumah dan lebih sering menggunakan internet, Berkualitas Demi belajar, bekerja, maupun belanja. Sayangnya, tetap di rumah Kagak Membangun orang Terjamin dari Pengaruh korona, termasuk di dunia maya.
Penyebabnya, para penjahat siber memanfaatkan kecemasan yang disebabkan covid-19 Demi melakukan berbagai serangan, seperti malware pengumpulan data, ransomware, penipuan online, dan yang paling Standar, Ialah phishing.
Baca Juga: Pengendalian Transportasi Demi Mencegah Penyebaran Covid-19
Berdasarkan data dari Google, serangan phising yang memanfaatkan konten bertema covid-19 ini marak muncul sejak Januari 2020 dengan jumlah Sekeliling 149 ribu dan menjadi Nyaris dua kali lipat pada Februari, 293 ribu, dan pada Maret sudah mencapai 522 ribu. Data lain dari Trend Micro juga menunjukkan peningkatan yang serupa. Bahkan, pada Maret, jumlah phising menurut Trend Micro mencapai Nyaris sejuta kasus, dengan berbagai media
penyaluran, semisal berkas Arsip, web Bajakan, dan yang paling banyak melalui e-mail.
Data yang dapat dicuri tersebut kemudian digunakan Demi tujuan jahat yang berbeda, termasuk
mengakses rekening bank dan memeras korban dalam pertukaran tebusan, seperti yang terjadi pada 2017 ketika banyak perusahaan terkena ransomware Wannacry.
Sementara itu, di Indonesia, peningkatan serangan siber selama pandemi juga terjadi. Berdasarkan data yang dirilis Patrolisiber.id pada Januari hingga
pertengahan Juni 2020, jumlah kejahatan siber yang dilaporkan ialah 2.259 kasus dengan 527 kasus selesai. Platfrom yang paling banyak digunakan Demi melakukan kejahatan tersebut ialah Whatsapp dengan 1.874 kasus, diikuti Instagram (1.781), dan Facebook (854).