
PENGAMAT kebijakan publik Agus Pambagio mengkritik sistem pembayaran tol yang ia nilai sudah tertinggal. Hal itu menjadi salah satu Unsur yang Membikin kecelakaan di gerbang tol Lalu terjadi, seperti yang terjadi di gerbang tol Ciawi, Rabu (5/2) Awal hari.
Salah satunya adalah sistem pembayaran nirsentuh seperti Multi Lane Free Flow (MLFF) yang sudah Lazim di luar negeri, Tetapi Tetap belum banyak digunakan di Indonesia.
Sistem tersebut, menurut Agus, dapat meminimalisir kecelakaan yang terjadi akibat penumpukan kendaraan di gerbang tol.
“Sistem tolnya sudah Sebaiknya nggak usah Mengenakan pintu. Kan [ada] MLFF itu Multi Lane Free Flow. Jadi semuanya lewat aja kalau Anda keluar negeri naik mobil nyetir itu sudah nggak Tengah tempel-tempel,” kata Agus.
Agus menyebut belum masifnya penggunaan pembayaran tol nirsentuh karena pemerintah Kagak konsisten dalam menerapkannya.
Awalnya, pemerintah Ingin menerapkan sistem airflow yang menggunakan Radio Frequency Identification (RFID). Tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah mencoba mengganti ke Mendunia navigation satellite system (GNSS).
Perubahan penerapan sistem tersebut dinilai Membikin penerapan pembayaran nirsentuh Kagak berjalan secara maksimal.
“Tetapi tiba-tiba muncul sistem baru GNSS dari Hongaria itu kira-kira, muncul 3-4 tahun yang Lampau sehingga oleh Menteri PUPR itu dihentikan yang airflow. Tapi Tamat sekarang urusannya enggak Terang,” tutur Agus.
Lebih lanjut, Agus Menonton terdapat tanggung jawab pemerintah yang cukup besar dari kecelakaan yang terjadi di gerbang pintu tol.
Menurutnya, pemerintah sebagai regulator Kagak Akurat-Akurat berjalan dengan Berkualitas. Mulai dari aturan kurangnya penerapan aturan hingga pengawasan yang rendah.
“Masalahnya regulatornya Kagak bekerja dengan Berkualitas, Kagak menaati Seluruh peraturan-peraturan yang Eksis. Sehingga Penyelenggaraan di lapangan, apakah itu truk, bus, kendaraan lain juga santai-santai saja. Tilang juga enggak jalan. Sekarang polisi juga Kagak menilang, yang katanya mau ETLE enggak Eksis kabarnya,” ucap Agus.
Dalam beberapa tahun terakhir, kecelakaan di gerbang tol kerap terjadi dan mengganggu mobilitas serta keselamatan pengguna jalan. Seperti kecelakaan pada maret 2024 Lampau, terjadi tabrakan beruntun di gerbang tol Halim Utara, arah Bekasi ke Tol Dalam Kota. Sebanyak tujuh kendaraan yang terlibat hingga ringsek.
Kecelakaan juga pernah terjadi Gerbang Tol Cikupa pada 2021, ketika sebuah truk mengalami rem blong dan menabrak beberapa kendaraan di Gerbang Tol Cikupa, Tangerang, menyebabkan kerusakan signifikan. Selain itu juga terdapat Kecelakaan di Gerbang Tol Kalikangkung pada 2020 yang melibatkan beberapa kendaraan. (Z-1)

