Kebijakan Moneter Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Akibatnya terhadap Ekonomi

Kebijakan Moneter: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Dampaknya terhadap Ekonomi
Petugas menunjukkan uang tunai di BNI Cash Center, Jakarta, Kamis (14/3/2024).(ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)

KEBIJAKAN moneter adalah salah satu alat utama yang digunakan oleh bank sentral untuk mengontrol peredaran uang dalam perekonomian suatu negara. 

Tujuan utama dari kebijakan moneter adalah menjaga stabilitas harga, mencegah inflasi yang tinggi, dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Kebijakan ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan antara penawaran dan permintaan uang, sehingga berdampak pada tingkat suku bunga, nilai tukar, dan stabilitas harga.

Baca juga : BI : Ekonomi Mendunia 2023 Diperkirakan Tumbuh 2,6%

Pengertian kebijakan moneter

Kebijakan moneter merujuk pada tindakan yang dilakukan oleh bank sentral, seperti Bank Indonesia, untuk mengatur jumlah uang yang beredar dan suku bunga demi mencapai tujuan ekonomi makro tertentu, seperti stabilitas harga, pengendalian inflasi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Langkah-langkah ini biasanya diambil sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang fluktuatif.

Cek Artikel:  Misi Dagang Pemprov Jatim Raup Transaksi Rp11,47 Triliun

Tujuan kebijakan moneter

Tujuan dari kebijakan moneter meliputi:

  • Pengendalian inflasi: Menjaga inflasi dalam kisaran yang diinginkan agar daya beli masyarakat tidak menurun drastis.
  • Kukuhitas nilai tukar: Mencegah fluktuasi besar dalam nilai tukar yang bisa berdampak negatif pada perdagangan internasional dan investasi asing.
  • Pertumbuhan ekonomi: Menciptakan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dengan menjaga kestabilan keuangan.
  • Penyerapan tenaga kerja: Melalui peningkatan aktivitas ekonomi, kebijakan moneter juga bertujuan untuk mengurangi tingkat pengangguran.

Jenis-jenis kebijakan moneter

Terdapat dua jenis kebijakan moneter utama:

Baca juga : Kelas Menengah Turun, OJK: Kredit Perbankan Tumbuh Positif

  1. Kebijakan moneter ekspansif: Ini adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah uang beredar guna mendorong aktivitas ekonomi. Biasanya dilakukan dengan menurunkan suku bunga atau membeli surat berharga.
  2. Kebijakan moneter kontraktif: Sebaliknya, kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah uang beredar, biasanya untuk mengendalikan inflasi. Hal ini dapat dicapai dengan menaikkan suku bunga atau menjual surat berharga.
Cek Artikel:  Sambut BBM Satu Harga, Anggota Raja Ampat Tak Tengah Merana

Instrumen kebijakan moneter

Bank sentral menggunakan berbagai instrumen dalam menjalankan kebijakan moneter, antara lain:

  1. Operasi pasar terbuka (OPT): Ini adalah pembelian atau penjualan surat berharga pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang beredar.
  2. Bangsa bunga acuan: Bank sentral menetapkan suku bunga acuan yang digunakan sebagai dasar bagi suku bunga pinjaman bank komersial.
  3. Cadangan wajib: Bank sentral menentukan besaran cadangan minimum yang harus disimpan oleh bank komersial di bank sentral. Dengan mengubah rasio ini, bank sentral dapat mengontrol likuiditas dalam perekonomian.

Akibat Kebijakan Moneter terhadap Ekonomi

Kebijakan moneter dapat memberikan dampak langsung terhadap berbagai sektor ekonomi, seperti:

  • Sektor keuangan: Dengan mengubah suku bunga, bank sentral dapat mempengaruhi biaya pinjaman dan tabungan masyarakat.
  • Inflasi: Kebijakan yang tepat dapat menjaga inflasi dalam batas yang terkendali, sehingga daya beli masyarakat tetap stabil.
  • Pertumbuhan ekonomi: Kebijakan moneter ekspansif dapat mendorong aktivitas investasi dan konsumsi, yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi.
Cek Artikel:  PLN Jaring 14 Kerja Sama Dunia pada COP28

Konklusi

Kebijakan moneter memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi suatu negara. Dengan menggunakan instrumen seperti suku bunga dan operasi pasar terbuka, bank sentral dapat mengendalikan inflasi, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan menjaga stabilitas nilai tukar. 

Kebijakan yang tepat akan membawa dampak positif bagi perekonomian secara keseluruhan, namun kebijakan yang salah dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. (Z-1)

Mungkin Anda Menyukai