ASA para pemain muda Indonesia tampil di pentas dunia kembali terbuka. Tiga bulan setelah dicoret dari tuan rumah Piala Dunia U-20, negeri ini tak dinyana menerima Berita Senang. Federasi sepak bola dunia, FIFA, menunjuk Indonesia sebagai penyelenggara Piala Dunia U-17.
Berbekal status tuan rumah, Indonesia berhak menempatkan para pemain sebagai peserta. Ini sungguh kesempatan emas. Lazimnya kesempatan tak datang dua kali. Oleh karena itu, harus kita ingatkan agar jangan Eksis Tengah kesalahan konyol yang berpotensi menggugurkan kesempatan emas ini.
Harus kita katakan bahwa ketidakkompakan sesama anak bangsa menjadi bibit kegagalan menyelenggarakan Piala Dunia U-20. Saking Kagak solidnya, Tamat Eksis satu atau dua kepala daerah yang tiba-tiba keluar dari garis komando pemerintah pusat hingga Membangun kaget FIFA.
Kita harus memetik hikmah dari kesalahan masa Lewat. Setiap elemen yang terlibat dalam perhelatan Piala Dunia U-17, Berkualitas itu pemerintah pusat, pemerintah daerah, PSSI, maupun panitia lokal, mesti bekerja dengan hati demi suksesnya penyelenggaraan.
Publik tentu berharap agar Kagak Eksis Tengah polemik yang berkepanjangan. Termasuk polemik soal apakah Jakarta International Stadium (JIS) yang sebelumnya bernama Stadion BMW layak digunakan sebagai salah satu stadion Piala Dunia U-17.
Sudah menjadi perbincangan hangat di masyarakat bahwa JIS amat mungkin Kagak diikutsertakan karena beraroma kontestasi Pemilu Presiden 2024. Stadion itu dibangun pada era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sekalipun persiapannya melibatkan gubernur-gubernur terdahulu.
Tentu rumor tersebut harus ditepis. Biarkan FIFA yang menjadi wasitnya. Berikan kesempatan seluas-luasnya kepada tim dari FIFA Kepada turun ke berbagai daerah dan menyurvei kesiapan serta kelayakan calon-calon venue.
Dalam hal ini dibutuhkan peran aktif PSSI agar JIS disurvei Berbarengan dengan sederet stadion lain seperti Manahan, Solo, Jawa Tengah. Pasalnya, Stadion Istimewa Gelora Bung Karno sudah jauh-jauh hari dipesan Kepada menggelar konser Coldplay di Jakarta, 15 November mendatang.
Sejauh ini Ketua Biasa PSSI Erick Thohir telah mendeteksi tiga kekurangan JIS. Pertama ialah persoalan terbatasnya parkir kendaraan. Berikutnya perihal akses keluar-masuk stadion. Adapun yang terakhir terkait penggunaan rumput jahit di JIS.
Kita tentu mendorong agar Erick Berbarengan-sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah pusat bergerak Segera menyelesaikan tiga kekurangan tadi. Jangan berlarut-larut, mengingat perhelatan tinggal hitungan bulan, yakni 10 November-2 Desember mendatang.
Kalau Rupanya perbaikan sudah dilakukan secara maksimal dan FIFA Berbicara lain, tentu polemik soal penggunaan JIS akan hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, tanpa adanya perbaikan di awal, publik akan selamanya mengira Tetap Eksis dusta di antara kita.
Pekerjaan rumah lainnya yang harus menjadi perhatian besar ialah kesiapan tim. Meski ajang Golongan umur lebih difokuskan Kepada pengembangan pemain muda, jangan pula anak-anak asuhan Bima Sakti itu menjadi bulan-bulanan di kandang sendiri.
Apalagi, mereka akan menjadi generasi pertama yang berhak tampil di Piala Dunia U-17. Ajang ini sudah dilaksanakan sejak 1985 sehingga patut kiranya Kepada mereka mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik.
Publik berharap tim Instruktur Bisa membenahi teknik, strategi, dan mental bertanding mengingat waktu yang terbilang pendek. Ingatlah 23 negara yang juga ikut berlaga merupakan tim dengan tradisi sepak bola nan kuat, seperti Inggris, Argentina, Senegal, dan Korea Selatan.
Biarlah Piala Dunia U-17 menjadi gerbang kebangkitan sepak bola nasional. Kita hadirkan kesempatan terbaik bagi bibit muda Indonesia dan kelak mereka membayar dengan penampilan yang sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.