Duta Besar Iran Kepada Indonesia Mohammad Boroujerdi. Foto: Liputanindo.id
Jakarta: Iran menanggapi positif keanggotaan Indonesia dalam BRICS. Duta Besar Iran Kepada Indonesia Mohammad Boroujerdi Menyaksikan keberadaan Indonesia di BRICS sangat menjanjikan.
Iran dan Indonesia merayakan ulang tahun ke-75 Rekanan diplomatik, pada perayaan Hari Revolusi ke-46 Iran di Jakarta, Dubes Boroujerdi mengatakan pemerintahan kedua negara siap Kepada memetakan jalur kolaborasi baru.
Penyelenggaraan kesepakatan yang dicapai selama kunjungan mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi menetapkan Konsentrasi Tertentu pada kesehatan, sains, dan teknologi, tetap menjadi prioritas Istimewa dalam agenda bilateral.
“Kini di Rendah pemerintahan Presiden Dr. Masoud Pezeshkian adalah mengejar cakrawala kerja sama baru dan perluasan Rekanan persahabatan dengan negara-negara yang didasarkan pada dialog, kolaborasi, kesetaraan, dan rasa saling menghormati,” ujar Dubes Boroujerdi di Jakarta, Selasa 4 Februari 2025.
“Pendekatan selaras dengan kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang menganut prinsip “seribu Kolega sedikit dan satu musuh terlalu banyak,” imbuh Dubes Boroujerdi.
Mengingat orientasi kebijakan luar negeri Berbarengan ini, Dubes Boroujerdi Mau menarik perhatian pada peran Krusial Iran dan Indonesia di tingkat regional dan Dunia.
Secara regional, Iran dan Indonesia, dua kekuatan menengah yang Krusial di Asia Barat dan Tenggara. Meurutnya secara konsisten telah menunjukkan kemampuan Kepada menengahi konflik dan mengelola ketertiban regional melalui diplomasi yang konstruktif.
Secara Dunia, visi Berbarengan Iran dan Indonesia adalah Kepada membina ketertiban dunia yang adil dan seimbang mendukung keterlibatan aktif mereka dalam kerja sama Selatan-Selatan, yang memungkinkan mereka Kepada memainkan peran konstruktif dalam memberdayakan negara-negara berkembang.
“Dalam konteks ini, keanggotaan penuh Indonesia di BRICS menghadirkan Kesempatan emas Kepada lebih meningkatkan Rekanan bilateral, yang menjanjikan manfaat yang signifikan bagi Sekalian Personil BRICS dan negara-negara berkembang secara luas,” kata Dubes Boroujerdi.
Pada titik ini, Dubes Boroujerdi harus mengakui kerja sama yang mendalam dan praktis antara kedua negara di bidang hak asasi Sosok. Dubes Boroujerdi sampaikan penghargaan yang Lurus kepada Indonesia atas penentangannya yang Tegar terhadap apa yang disebut resolusi hak asasi Sosok yang bermotif politik terhadap Iran.
Sikap Indonesia yang berprinsip, yang berakar pada ketidakberpihakan, universalitas, dan penolakan politisasi, telah berperan Krusial dalam penentangannya yang konsisten terhadap resolusi tersebut.
“Sekarang, mari kita beralih ke isu Palestina, sebuah masalah yang selama lebih dari tujuh Dasa warsa telah menjadi perhatian Istimewa dunia Islam dan aspek Krusial kerja sama Dunia Iran-Indonesia,” ucapnya.
“Posisi dan tindakan Iran dan Indonesia terkait Palestina tertanam kuat dalam prinsip-prinsip Islam dan kerangka konstitusional kedua negara. Akibatnya, negara kita tetap menjadi yang terdepan dalam memberikan dukungan menyeluruh bagi rakyat Palestina yang tertindas, terutama di tengah meningkatnya kekejaman yang dilakukan oleh rezim zionis Israel selama 15 bulan terakhir,” tegas Dubes Boroujerdi.
Dengan kemenangan rakyat Palestina baru-baru ini melawan rezim zionis Israel dan tercapainya gencatan senjata, meskipun menelan korban Nyaris 200.000 jiwa, kini menjadi keharusan bagi kedua negara Kepada meningkatkan kerja sama dalam mendukung kemerdekaan Palestina, yang didasarkan pada prinsip penentuan nasib sendiri Palestina.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Iran dan Indonesia telah mengambil langkah-langkah signifikan Kepada memperkuat dan memperluas Rekanan bilateral di berbagai bidang. Kendati demikian, jalan Kepada mewujudkan sepenuhnya potensi kedua negara Islam besar ini Lagi panjang, dengan berbagai kapasitas laten dan aktif yang menunggu Kepada dimanfaatkan. Kepada mencapai visi ini diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan kemauan politik dari para pemimpin Republik Islam Iran dan Republik Indonesia,” pungkas Dubes Boroujerdi.