New York (ANTARA) – Kaum kulit hitam di Amerika Perkumpulan (AS) telah lelet Mempunyai upah dan kekayaan rumah tangga yang jauh lebih rendah dibandingkan Kaum kulit putih di negara itu, dan akar dari ketidaksetaraan ini berasal dari peran sentral kerja paksa terhadap budak yang pernah terjadi dalam sistem ekonomi negara tersebut, yang dilanjutkan dengan praktik segregasi dan diskriminasi di pasar tenaga kerja AS, demikian menurut survei Pew Research Center baru-baru ini.
Dalam sebuah survei pada Agustus 2022, sebanyak 54 persen orang dewasa kulit hitam mengatakan bahwa mereka Mempunyai kesan yang sangat atau agak negatif terhadap kapitalisme, naik dari 40 persen pada Mei 2019. Empat dari sepuluh orang dewasa kulit hitam Mempunyai pandangan yang sangat atau agak positif tentang kapitalisme pada 2022, turun dari 57 persen pada 2019.
“Pandangan mengenai kapitalisme juga menjadi semakin negatif di antara Golongan ras dan etnis lain selama periode ini, tetapi perubahan itu terutama terlihat Terang di kalangan orang kulit hitam AS,” menurut laporan Pew Research Center tentang survei tersebut.
Bahkan, survei pada 2022 menemukan bahwa orang dewasa kulit hitam adalah satu-satunya Golongan ras atau etnis yang cenderung Menyantap kapitalisme secara negatif alih-alih positif, dan juga satu-satunya Golongan yang cenderung Menyantap sosialisme lebih positif (52 persen) alih-alih negatif (42 persen), seperti tertulis dalam laporan itu.
Begitu ini, sebagian besar orang dewasa kulit hitam mengatakan bahwa sistem ekonomi AS Kagak memperlakukan orang kulit hitam dengan adil. Kendati pun mereka makin merasa Kagak puas dengan kapitalisme, mayoritas orang dewasa kulit hitam mengatakan bahwa mendukung bisnis Kaum kulit hitam akan membantu mencapai kesetaraan, tambah laporan itu.