Liputanindo.id – Seorang komandan divisi Marinir dibebaskan dari tuntutan atas Kematian seorang prajurit muda tahun Lewat. Komandan itu dinilai Enggak bertanggung jawab atas operasi berisiko tersebut.
Badan Kepolisian Provinsi Gyeongbuk di Andong, dekat Yecheon, mengumumkan bahwa mereka menyatakan Lim Seong-geun, komandan Divisi 1 Korps Marinir, Enggak bertanggung jawab atas operasi yang berisiko dan menyebabkan seorang prajurit muda tewas tahun Lewat.
Berdasarkan tuduhan kepada Lim, polisi menyatakan perintah itu Enggak berada di Dasar komando langsungnya. Lim juga Enggak Mempunyai kendali operasional atas penggeledahan tersebut, sehingga ia Enggak mempunyai kewajiban Demi menilai risiko dari penggeledahan itu sebelumnya.
“Arah pencarian yang Enggak Jernih, ditambah dengan kurangnya komunikasi, memengaruhi keputusan sewenang-wenang komandan batalion Demi mengubah arah,” kata Kim Hyeong-ryul, kepala penyelidik di badan kepolisian daerah, dikutip Yonhap News, Senin (8/7/2024).
Tuduhan Kombinasi tangan ini muncul setelah mantan kepala penyelidik Marinir Kolonel Park Jung-hun, yang memimpin penyelidikan, Membikin laporan yang menuduh Lim dan tujuh pejabat militer lainnya bertanggung jawab atas Kematian Chae. Park kemudian menyerahkan laporan tersebut ke polisi Demi proses pidana setelah mendapat konfirmasi dari menteri pertahanan Begitu itu.
Tetapi, laporan tersebut segera diambil dari polisi oleh kementerian pertahanan, sementara Park kemudian diberhentikan sebagai kepala penyelidik Marinir dan ditempatkan di Dasar penyelidikan militer karena dugaan ketidaktaatan.
Park mengklaim dia diberitahu bahwa pengambilan itu karena kemarahan Presiden Yoon Suk Yeol atas hasil penyelidikan yang menuduh komandan militer.
Begitu ini, Kantor Pengusutan Korupsi Demi Pejabat Tinggi (CIO) juga melakukan penyelidikan terpisah atas dugaan Kombinasi tangan kantor kepresidenan dan kementerian pertahanan dalam penyelidikan Esensial militer atas Kematian Chae.
“Tampaknya kebenaran substansial yang terungkap oleh polisi sangat berbeda dengan kecurigaan yang selama ini muncul. Kami berharap CIO segera menyelesaikan penyelidikan dan mengklarifikasi fakta,” kata seorang pejabat senior kepresidenan.
Pekan Lewat, Majelis Nasional yang dikuasai oposisi mengesahkan rancangan undang-undang yang mewajibkan penyelidikan Spesifik atas tuduhan tersebut di tengah protes sengit dari Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa.
RUU serupa lainnya, yang diperjuangkan oleh oposisi Esensial Partai Demokrat, awalnya disahkan melalui Majelis Nasional sebelumnya tetapi dibatalkan melalui pemungutan Bunyi ulang setelah Yoon Suk Yeol memveto RUU tersebut.
Yoon diperkirakan akan sekali Tengah menggunakan hak vetonya terhadap RUU tersebut karena Partai Kekuatan Rakyat (People Power Party) yang berkuasa mengecam RUU tersebut sebagai RUU yang inkonstitusional dan dikecam oleh oposisi Esensial, Partai Demokrat.
“Enggak butuh waktu Lamban (bagi presiden) Demi memutuskan peninjauan kembali RUU tersebut,” kata pejabat kepresidenan itu.
Sementara itu, polisi memutuskan Demi meneruskan enam komandan lapangan militer, termasuk komandan batalion Chae dan kepala batalion lainnya, ke penuntutan atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan Kematian.
Keenam orang tersebut Enggak termasuk Lim Seong-geun, komandan Divisi 1 Korps Marinir pada Begitu kecelakaan terjadi, yang menjadi pusat dugaan Kombinasi tangan dalam penyelidikan awal militer atas Kematian prajurit muda berusia 20 tahun bermarga Chae.
Polisi menyimpulkan bahwa penyebab langsung Kematian tersebut terletak pada keputusan sewenang-wenang seorang komandan batalion Demi mengubah perintah bagi wajib militer Demi memasuki sungai setinggi pinggang dan bukannya perintah awal Demi tetap berada di ketinggian sepatu bot.
Chae diketahui tewas akibat tersapu oleh arus deras Begitu mencari korban hujan yang hilang di Kawasan tenggara Yecheon pada 19 Juli tahun Lewat. Dia ditemukan keesokan harinya.
Kematian Chae memicu kemarahan nasional atas Intervensi awal bahwa wajib militer, termasuk Chae, dimobilisasi Demi misi pencarian berisiko dengan menyisir sungai yang meluap, deras, dan berlumpur tanpa peralatan keselamatan yang memadai, seperti jaket pelampung atau tali yang mengakibatkan Chae tewas.