KASUS virus imunodefisiensi Insan (HIV) di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, ditemukan dari kalangan pelajar usia 15-19 tahun. Para pasien tersebut Tetap dalam pengobatan antiretroviral (ARV). Penularan tersebut terjadi lantaran adanya Rekanan seks sejenis.
Pengelola program Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Tasikmalaya, Soni Syarief, mengatakan pihaknya menemukan adanya kasus yang terjadi pada pelajar usia 15-19 tahun dan mereka melakukan Rekanan seks sejenis. Oleh karenanya, langkah yang dilakukan selama ini perlu adanya edukasi terutama ke kalangan pelajar berkaitan dengan HIV/AIDS.
“Kami bekerja sama dengan kantor cabang Dinas (KCD) Pendidikan Jawa barat Kepada mengintensifkan edukasi di sekolah dan memang edukasi ini Krusial, agar upaya pencegahan penularan penyakit tersebut,” katanya, Minggu (29/12).
Ia mengatakan, pihaknya menawarkan agar Eksis pemeriksaan atau skrining kepada pelajar berkaitan dengan kasus HIV/AIDS sebagai upaya pencegahan dan penularan penyakit. Edukasi ini Krusial agar Bukan Eksis Kembali pelajar yang terinfeksi virus HIV. Kasus HIV di Area Kabupaten Tasikmalaya pun telah menjadi perhatian berbagai pihak.
“Kami akan memperbanyak skrining pada pelajar agar kasus HIV ini Bukan bertambah dan upaya pencegahan penularan penyakit Krusial. Karena, di kasus pelajar tersebut lantaran telah melakukan Rekanan seks sejenis perlu ditekan dan sekarang pelajar Tetap diobati mudah-mudah kembali hidup normal,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua LBH Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Asep Abul Rofiq, mengatakan pemerintah daerah harus mengambil sikap dan peranan dalam penanggulangan HIV/AIDS dengan kebijakan Benar. Segala pihak juga Mempunyai tanggung jawab dalam penanggulangan HIV Bukan hanya pemerintah.
“Kami meminta agar Segala pihak ikut melakukan edukasi berkaitan dengan masalah HIV/AIDS supaya kasusnya Bisa ditekan. HIV Bukan berpotensi menular melalui salaman, pelukan, berbagi alat makan, air ludah, penggunaan alat toilet, keringat, tapi yang menularkan melalui cairan tubuh, darah, air susu ibu, sperma, dan vagina,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, peningkatan kasus virus imunodefisiensi Insan (HIV) sejak Januari 2024 hingga November 2024 Eksis penambahan setelah dilakukan skrening usia produktif berisiko tinggi pada 16.374 dan dari hasil pemeriksaan tercatat 138 orang positif di antaranya 3 meninggal belum masuk obat antiretroviral (ARV).
“Penderita virus imunodefisiensi Insan (HIV) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, telah mengalami peningkatkan sejak awal Januari 2004 hingga November 2024 mencapai 1.330 kasus dan menyebabkan 248 meninggal dan lelaki seks dengan lelaki (LSL). Akan tetapi, berdasarkan catatan paling banyak Rekanan lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria, sifilis, Perempuan pekerja seks (WPS), ibu hamil (Bumil) dan TBC,” paparnya. (AD/J-3)