Kasus HIV di Kota Tasikmalaya mencapai 1.330 kasus, Dinas Kesehatan Perbanyak Skrining

Kasus HIV di Kota Tasikmalaya mencapai 1.330 kasus, Dinas Kesehatan Perbanyak Skrining
Seorang remaja dari komunitas Banuatapura menunjukkan pita dan brosur Kepada dibagikan kepada pengendara pada kampanye penanggulangan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (1/12/2022).(ANTARA/BASRI MARZUKI )

PENDERITA virus imunodefisiensi Insan (HIV) di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat telah mengalami peningkatkan sejak awal Januari 2004 hingga November 2024 mencapai 1.330 kasus dan menyebabkan 248 meninggal. Peningkatan kasus tersebut, Dinas Kesehatan Lagi Lalu perbanyak skrining dan sekarang baru mencapai 16.374 orang.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, peningkatan kasus virus imunodefisiensi Insan (HIV) sejak Januari 2024 hingga November 2024 memang Eksis penambahan setelah dilakukan skrining usia produktif berisiko tinggi kepada 16.374 dan dari hasil pemeriksaan tercatat 138 orang positif di antaranya 3 meninggal belum masuk obat antiretroviral (ARV). 

“Kasus HIV di Kota Tasikmalaya sejak bulan Januari 2004 hingga November 2024 tercatat Eksis 248 meninggal dan paling banyak pada tahun ini Interaksi lelaki seks dengan lelaki (LSL). Tetapi, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya melalui Puskesmas sekarang ini Lagi memperbanyak skrening tujuannya itu guna menekan bertambahnya kasus tersebut,” katanya, Minggu (1/12/2024).

Cek Artikel:  Apa Pemerintah Bakal Sikapi Arus Mudik-Balik Libur Nataru dengan Penambahan Cuti?

Uus mengatakan, kasus HIV yang telah terjadi sejak Januari hingga Oktober 2024 ditemukan berdasarkan dari hasil skrining usia produktif berisiko tinggi kepada 16.374 orang dan Kepada hasilnya ditemukan Eksis 138 orang mengalami HIV. Akan tetapi, berdasarkan catatan paling banyak Interaksi lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria, sifilis, Perempuan pekerja seks (WPS), ibu hamil (Bumil), TBC dan 3 orang meninggal belum masuk obat antiretroviral (ARV).

“Para penderita HIV Tak berpotensi menular melalui salaman, pelukan, berbagi alat makan, air ludah, penggunaan alat toilet, keringat, tapi yang menularkan melalui cairan tubuh, darah, air susu ibu, sperma, vagina. Para penderita Tamat sekarang Lagi dalam pengobatan obat antiretroviral (ARV) dan mudah-mudahan mereka Pandai hidup sehat, normal seperti Standar asalkan minum obat,” ujarnya.

Cek Artikel:  Sekda Jufri Rahman Dorong UMKM di Sulsel Daftarkan Hak Intelektual

Menurutnya, meningkatnya kasus HIV yang terjadi di daerahnya memang Dinas Kesehatan (Dinkes) Lalu berupaya melakukan edukasi, pemahaman pada masyarakat, mahasiswa, sekolah, kader posyandu termasuk skrening di setiap Puskesmas dan itu dilakukan secara gratis. Tetapi, Segala perilaku berisiko Tak boleh melakukan Interaksi badan terutama di luar nikah, jarum suntik narkoba, transfusi darah, ibu hamil dan bayi ke ibu.

“Berdasarkan data kasus HIV pada tahun 2004 hingga 2024 Kecamatan Cihideung sebanyak 178 kasus, Tawang 169 kasus, Cipedes 135 kasus, Kawalu 91 kasus, Indihiang 77 kasus, Mangkubumi, 72 kasus, Cibeureum 69 kasus, Bungursari 65 kasus, Tamansari 56 kasus dan Purbaratu 42 kasus. Bagi penderita selama ini Lagi mengonsumsi obat antiretroviral (ARV), ditanggung oleh pemerintah diberikan secara gratis,” pungkasnya.

Cek Artikel:  Bapenda Sulsel Susun Strategi Opsen Dorong Penerimaan Pajak

Mungkin Anda Menyukai