Kamsahamnida Shin Tae-yong, welkom Patrick Kluivert

Arsip foto – Instruktur timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yonhlg menghadiri konferensi pers sebelum pertandingan perdana Piala Asia U-23 di Qatar, Minggu (14/4/2024). (ANTARA/HO/PSSI.)

Kamsahamnida Shin Tae-yong, welkom Patrick Kluivert

Sepakbola   
Editor: Widodo   
Sabtu, 11 Januari 2025 – 18:01 WIB

Liputanindo.id – Kamsahamnida atau terima kasih dalam Korea diucapkan oleh akun Formal Instagram timnas Indonesia, Senin (6/1), sebagai tanda akhir dari kebersamaan Shin Tae-yong dengan tim Garuda.

Pemecatan Shin terjadi setelah dua pekan dirinya gagal memenuhi Sasaran minimal yang diberikan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) Kepada membawa timnas Indonesia lolos ke babak semifinal ASEAN Cup 2024 atau dulu dikenal dengan nama Piala AFF.

Shin datang ke Indonesia di era Ketua Biasa PSSI Mochamad Iriawan Begitu Instruktur asal Korea Selatan itu ditunjuk Kepada menggantikan peran Simon McMenemy yang dipecat karena selalu kalah dalam pertandingan yang dipimpinnya pada putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2022.

Kedatangan Shin adalah Kepada membawa sang Garuda kembali Bertanding di Asia setelah terpuruk di Asia Tenggara. Ia melatih Indonesia setelah Mempunyai rekam jejak melatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 di Rusia. Walaupun gagal lolos dari babak fase grup, kepemimpinan Instruktur 54 tahun itu membawa negaranya mengalahkan Jerman yang merupakan sang Pemenang bertahan Piala Dunia.

Meski diumumkan melatih Indonesia pada Desember 2019, debut Shin baru terjadi pada 29 Mei 2021 dalam sebuah laga uji coba melawan Oman yang diakhiri dengan kekalahan 1-3. Debutnya ini terjadi setelah ia memimpin delapan laga persahabatan timnas U-19 Indonesia pada masa pandemi Covid-19 di 2020.

Sejak itu, rekornya menangani timnas senior adalah 26 kemenangan, 14 seri, dan 17 kekalahan, serta mencetak 106 gol dan kebobolan 75 gol dari 57 pertandingan.

Statistiknya adalah 1,61 poin per laganya. Bilangan ini adalah yang terbaik dari Bilangan yang ditorehkan Shin Begitu melatih tim Golongan umur Indonesia, mulai U-19 (1,28 poin per laga), U-20 (1,43 poin per laga), dan U-23 (1,57 poin per laga).

Ia mengubah Persona pemain timnas Indonesia ke darah muda. Pemain muda sekarang menjadi fondasi kuat skuad Garuda. Shin juga mengubah mental para pemain Indonesia. Ia menanamkan mental Pemenang kepada skuadnya, dan menekankan pentingnya Definisi disiplin, kerja keras, dan selalu percaya diri setiap bermain.

Cek Artikel:  Diincar Liverpool, Ryan Gravenberch Ingin Tinggalkan Bayern Munchen

Di tahun Lampau, racikannya mulai terlihat dari beberapa prestasi yang ia persembahkan Kepada Indonesia, seperti lolos babak 16 besar Piala Asia 2023, peringkat keempat Piala Asia U-23 2024, dan lolos putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026.

Sebelum itu, ia juga mengantarkan Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2020, meraih perunggu di SEA Games 2021, runner-up di Piala AFF U-23 2023, dan meloloskan timnas U-20 ke Piala Asia U-20 2023.

Serangkaian hasil positif ini membawa Indonesia melesat naik ke ranking 127 dunia dari semula 173 dunia di awal kedatangannya.

Mereka yang paling patah hati

Kepergian Shin Tae-yong tak hanya meninggalkan patah hati bagi para suporter, Tetapi juga bagi para pemain yang selalu menjadi andalannya selama lima tahun di timnas Indonesia.

Adalah Asnawi Mangkualam yang ditinggal seorang Instruktur dengan rasa Kasih dan perhatian yang menurutnya Terdapat di level berbeda. Asnawi merupakan pemain dengan caps terbanyak kedua di Rendah Shin di timnas setelah Pratama Arhan. Ia sempat menjadi kapten timnas sebelum digantikan oleh Jay Idzes.

Dalam sebuah unggahan Instagram miliknya, pemain Port FC itu memajang foto dengan Shin yang berpose sonkarak hate atau jari hati, dengan Rona hitam putih. Ia menuliskan pesan mendalam kepada Instruktur asal Yeongdeok itu dengan, “Kasih dan perhatiannya berada pada level yang berbeda. Terima kasih Kepada semuanya, Instruktur”.

Bagi bek tengah Persija Jakarta Rizky Ridho, Shin adalah Instruktur yang sangat berjasa dalam kariernya. Di matanya, ia menyebut Shin lebih dari sekedar seorang Instruktur karena di Begitu yang bersamaan juga Pandai menjadi mentor, Kolega, panutan, bahkan orang tuanya sendirinya.

Karier Ridho sangat berpengaruh di tangan Shin Tae-yong. Di tangan pria 54 tahun itulah Ridho matang dan dikenal sebagai salah satu bek Handal di Indonesia Begitu ini. 

Debutnya di timnas senior adalah bermain penuh melawan Oman pada Maret 2021 Begitu dirinya berusia 19 tahun 6 bulan 8 hari dan Tetap membela Persebaya Surabaya.

Sejak itu, Ridho selalu menjadi pilihan Esensial Shin Tae-yong di barisan pertahanan Indonesia. Bahkan, di era timnas yang sudah banyak dihuni bek-bek keturunan yang merumput di Eropa seperti sekarang, bek 23 tahun itu Tetap saja mendapatkan tempatnya.

Terhitung, Ridho sudah Mempunyai 42 caps Berbarengan timnas senior dengan sumbangan empat gol. Selain di senior, kebersamaan Ridho dengan Shin Tae-yong juga terjadi di timnas U-23 Indonesia.

Cek Artikel:  GoNews - Ernando Ari Lalu Dipantau

Berbarengan Garuda Muda, Ridho tampil 15 kali, lima di antaranya terjadi Begitu memimpin rekan-rekannya menjadi semifinalis di Piala Asia U-23 2024.

Sementara bagi Marselino Ferdinan, kehilangan Shin di timnas sama seperti kehilangan dunianya. “Diriku terjatuh seperti kehilangan duniaku”.

Marselino mengaku sangat bangga Pandai “berbagi meja” selama empat tahun dengan pria asal Korea Selatan tersebut yang telah memolesnya sejak usia 17 tahun.

Kerja samanya dengan Shin dimulai dari debutnya memperkuat timnas U-23 melawan Australia U-23 di kualifikasi Piala Asia U-23 2022 pada Oktober 2021. Ketika itu ia bermain 22 menit Begitu usianya menginjak 17 tahun 1 bulan 17 hari.

Mulai hari itu, Shin sangat Suka memanggil Marselino di berbagai level timnas, U-19, U-20, dan senior. Di timnas senior, ia menjadi pemain keenam dengan caps terbanyak di era Shin dengan jumlah 32 caps.

Justin Hubner sebagai salah satu pemain yang dinaturalisasi di era Shin juga sangat bersyukur Pandai bekerja di Rendah didikan pria 54 tahun itu di Indonesia.

Hubner sangat menghormati Shin. Bahkan menurutnya, Shin Mempunyai mental seorang pejuang dan pemenang, seperti dirinya.

“Saya akan selalu mengingat betapa pentingnya Anda bagi karier saya sejauh ini dan saya akan selalu berbicara positif tentang Anda,” tutur pemain Wolverhampton Wanderers tersebut.

Welkom Patrick Kluivert

Teka teki pengganti Shin Tae-yong sudah diketahui publik setelah PSSI secara Formal mengucapkan welkom atau selamat datang dalam bahasa Belanda kepada Patrick Kluivert yang akan meneruskan tongkat estafet yang telah dibangun Shin selama lima tahun.

Kluivert tak sendiri datang di Indonesia karena ia membawa Alex Pastoor dan Denny Landzaat yang bertugas sebagai asistennya. Kinerjanya di Indonesia akan berjalan selama dua tahun kontrak dengan opsi perpanjangan.

Datangnya Kluivert Membikin kultur di timnas Indonesia sangat kental dengan aroma Belanda. Pastoor dan Landzaat akan menambah pria berdarah “Negeri Kincir Angin” di tubuh tim Garuda setelah sedikitnya 12 para pemain keturunan yang sudah Terdapat.

Shayne Pattynama, Nathan Tjoe-A-On, Eliano Reijnders, Sandy Walsh, Mees Hilgers, Jay Idzes, Calvin Verdonk, Maarten Paes, Ivan Jenner, Thom Haye, Ragnar Oratmangoen, dan Rafael Struick adalah pemain-pemain Indonesia yang Mempunyai darah Belanda yang dimaksud. Jumlah itu akan bertambah seiring Info bahwa PSSI  akan memproses Ole Romeny dan Jairo Riedewald.

Cek Artikel:  Kualifikasi Piala Asia U-20 2025: Indra Sjafri Persiapkan 30 Pemain

Ketum PSSI Erick Thohir mengatakan Kluivert dipilih sebagai suksesor Shin karena pria yang kini berusia 48 tahun itu mempunyai nama besar di dunia sepak bola, dengan tiga klub besar yang pernah ia bela, seperti Ajax Amsterdam, AC Milan, dan FC Barcelona.

Pada level timnas, Kluivert memperkuat Belanda dalam kurun waktu 1994 Tiba 2004. Ia menggantung jersey berwarna oranye itu dengan menjadi pencetak gol terbanyak keempat timnas Belanda sepanjang masa dengan 40 gol.

Torehannya ini hanya kalah dari Klaas-Jan Huntelaar dengan 42 gol, Memphis Depay dengan 46 gol, dan Robin van Persie dengan 50 gol.

Selepas pensiun menjadi pemain sepak bola pada 2008 Berbarengan Lille dengan koleksi 206 gol dari 480 pertandingan selama kariernya, Kluivert berganti profesi sebagai Instruktur. Tetapi, sebagai Instruktur Esensial, hingga 2025, tercatat Hanya dua tim yang pernah ia besut. Itu adalah timnas Curacao (Maret 2015 – Juni 2016, Mei 2021 – Oktober 2021) dan klub Turki Adana Demirspor (Juli 2023 – Desember 2023).

Catatannya selama menjadi Instruktur kepala tak begitu mentereng. Dua periode Berbarengan Curacao dihabiskan dengan empat kemenangan, empat seri, dan enam kekalahan dari 14 pertandingan, sedangkan Berbarengan Adana Demirspor adalah delapan kemenangan, enam seri, dan enam kekalahan dari 20 pertandingan.

Tetapi, Erick menilai sosok Kluivert yang mempunyai nama besar sebagai pemain menjadi Dalih utamanya menunjuk pria Kelahiran Amsterdam tersebut karena sosoknya sebagai mantan pemain hebat dunia akan mudah mendapatkan respect dari Jay Idzes dan Kolega-Kolega.

Harapannya, ruang ganti tim akan mudah dikendalikan. Jawaban ini juga mengarah pada Dalih Erick mengakhiri kerja samanya dengan Shin karena Dalih adanya “dinamika” di dalam tim sebelum melawan China.

Selain karena Unsur itu, Kluivert juga dipilih karena Mempunyai kesamaan bahasa dengan pemain diaspora timnas yang menggunakan bahasa Inggris dan Belanda. Kepada mengakomodir kendala berbahasa Indonesia, Kluivert akan dibantu asistennya, Landzaat, yang ia sebut Pandai berbahasa Indonesia.

Waktu Kluivert Bukan banyak. Setelah sesi jumpa persnya pada Minggu (12/1), ia harus segera memutar otak Kepada menghadirkan debut manis dan membungkam yang meragukannya pada dua laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 ketika Indonesia Berjumpa Australia pada 20 Maret dan Bahrain pada 25 Maret.

Sumber : Antara

Mungkin Anda Menyukai