PROVINSI Kalimantan Selatan ditetapkan dalam status Siaga Darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyusul semakin maraknya titik api dan karhutla di wilayah tersebut dalam beberapa waktu terakhir.
“Demi ini Kalsel dalam status siaga darurat karhutla. Upaya pencegahan melalui sosialisasi dan patroli di lapangan kita tingkatkan, juga penanganan karhutla melalui tim reaksi cepat satgas darat,” tutur Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi, Jumat (23/8).
Status siaga darurat bencana karhutla ditetapkan berlaku sejak 21 Agustus hingga 21 Oktober 2024. Sebelumnya empat kabupaten/kota di Kalsel juga telah ditetapkan dalam status siaga darurat karhutla yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala, Banjar dan Hulu Sungai Selatan.
Baca juga : Kawasan Bandara Diusulkan Jadi Prioritas Penanganan Karhutla
Sejauh ini sudah muncul puluhan titik api di Bumi Lambung Mangkurat, julukan Kalsel, itu. “Dibanding tahun sebelumnya jumlah titik api yang muncul dan luasan karhutla masih sedikit, namun penanganan kita lakukan sedini mungkin. Kita juga bersyukur karena hujan masih turun di wilayah Kalsel,” kata Bambang.
Kementerian LHK mencatat luas karhutla di Kalsel berdasarkan pantauan citra satelit (Sipongi) mencapai 190 ribu hektare lebih pada 2023. Sementara itu, luas karhutla yang berhasil ditangani seluas 7.300 hektare.
Berdasarkan data Pusdalops Kalsel, pada Kamis (22/8) karhutla terjadi di Kelurahan Sungai Ulin, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru dan Desa Galam, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanah Laut. Luas kebakaran di dua wilayah ini seluas satu hektar.
Pada bagian lain angin kencang terjadi di Kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan banjir (genangan air) melanda Kabupaten Kotabaru akibat tingginya curah hujan di wilayah tersebut. (N-2)