Iran sebenarnya Bisa unggul dulu lewat Esmaeil Gholizadeh (73’). Tetapi, Maroko berhasil menyamakan kedudukan berkat gol Nassim Azaouzi di waktu tambahan (90+4’).
Laga pun dilanjutkan ke babak adu penalti Demi menentukan pemenang.
Empat penendang Maroko sukses menunaikan tugasnya. Sedangkan Iran hanya satu kali mencetak gol penalti. Alhasil, babak adu penalti berakhir 4-1 Demi Maroko yang lolos ke perempat final.
“Alhamdulillah, kami Bisa tampil gemilang. Kami sempat memegang kendali dan mencetak gol balasan. Ini karena mental pemain kami sangat kuat, meski mereka Lagi muda. Saya Menonton tekad besar mereka,” kata Said Chiba, Instruktur Maroko.
Pertandingan ini Bisa dibilang berjalan berimbang. Kedua tim sempat bermain kurang apik di babak pertama, tapi kemudian saling serang memasuki babak kedua.
Instruktur Iran, Hossein Abdi, menyayangkan timnya gagal memenangkan pertandingan ini. Tetapi, dia tetap memberi apresiasi kepada pemainnya yang mendapat pengalaman berharga dalam turnamen sebesar ini.
“Kami mencoba keras Segala yang Bisa kami lakukan. Sayangnya, mereka mencetak gol babak tambahan waktu. Setelah itu, kami kalah di babak adu penalti. Maroko adalah tim yang sangat bagus. Ini adalah kehidupan dan sepak bola. Kalau gagal di penalti, Anda akan kalah,” ujarnya.
“Saya berbicara tantangan pertandingan semacam ini yang memperlihatkan air mata dan senyum. Mereka Bisa sedih dan Gembira, tapi setelah itu mereka paham akan punya pengalaman. Kami harus akui, ini pertandingan yang sulit. Kami lebih kelelahan dibanding Maroko,” imbuh Hossein Abdi.
Iran tentu harus mengakhiri perjalanannya di Piala Dunia U-17 2023. Sedangkan Maroko bakal berhadapan dengan Mali di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (25/11/2023). ***