JRP Recovery 100%, Indayati Oetomo: Covid Bikin Kita Makin Unggul

Liputanindo.id SURABAYA – Direktur Global Sekolah Kepribadian John Robert Powers (JRP) Indayati Oetomo mengatakan lembaga yang dipimpinnya kini sudah recovery 100% melewati badai Covid-19.

“Saya  terus mengucap syukur dan memuji kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa, JRP kini sudah recovery 100%,” kata Indayati kepada media saat buka bersama bertema ‘Selalu Menyantap Kebesaran Allah dalam Hidup Kita’ di kantor baru JRP, Gedung Spazio, Surabaya, pada Sabtu (8/4/2023).

Baca Juga:
Kementerian Kesehatan Konfirmasi Meninggalnya Dua Pasien Positif JN.1 di Batam

Indayati tak memungkiri tiga tahun pandemi Covid-19 menimbulkan dampak yang berat terhadap sekolah kepribadian yang didirikannya 30 tahun lalu. Ia harus memikirkan bagaimana nasib karyawan dan pengajar sekaligus agar JRP tetap eksis. Hingga akhirnya harus mengurangi 25% karyawan dan menutup cabang di Medan.

“Ini terpaksa saya lakukan. Kalau dulu waktu krismon, kita mengalami krisis materi. Tetapi waktu Covid-19, kita mengalami krisis secara holistik, baik materi, jasmani dan mental semua kena,” ujarnya.

Cek Artikel:  Azizah Salsha Diduga Selingkuh, Pratama Arhan Mendadak Posting Foto Pernikahan

Tak ingin berlama-lama dalam keterpurukan Indayati mengaku harus realistis dan segera bangkit untuk fokus membenahi kondisi yang dialami. 

JRP mengambil kebijakan baru. Dua minggu setelah pemerintah memberlakukan Pemberlakuan Restriksi Kegiatan Masyarakat  (PPKM), JRP menerapkan program secara hybrid, baik offline maupun online. 

Kebijakan ini disambut positif.  Kagak ada satu pun peserta yang menarik uang pendaftaran lifetime yang bisa mencapai ratusan juta kalau ditarik. Peserta tetap ikut secara online dan ketika nantinya sekolah buka lagi kegiatan dilaksanakan secara offline. 

“Satu rupiah pun tidak ada yang menarik uangnya, sementara pihak JRP pun tidak memikirkan untung rugi yang penting memberikan servis yang baik,” ujarnya.

Kini setelah PPKM usai, banyak siswa JRP yang merindukan pengajaran dilakukan secara offline saja.

“Mereka bosan mengikuti pengajaran secara online. Ingin bertemu para guru dan teman-teman lain, keluar dari zona nyaman rumah,” kata wanita 67 tahun yang tetap cantik dan enerjik ini.

Indayati menuturkan saat pandemi dirinya meihat ada sesuatu yang membuat kita jadi lebih baik dan tangguh. Covid tidak selalu jelek, terbukti JRP mampu bikin terobosan mengembangkan kurikulum online. 

Cek Artikel:  Jeremy Renner Ngaku Kaget Robert Downey Jr Kembali ke MCU

Baginya  ini adalah bagian dari ujian kehidupan yang akan membuat kita ‘naik tingkat’ menjadi lebih dewasa, lebih kuat dan lebih peka terhadap lingkungan dan sesama.

“Kita harus belajar untuk ikhlas dalam segala hal. Kondisi yang sulit jangan membuat kita lari, tapi hadapi dengan berani dan tekad kuat,” tandasnya.

Negosiasi Utang dan Piano Ikonik

Seperti ketika JRP juga harus membicarakan utangnya dengan kreditur. “Ya, saya melakukan negosiasi enaknya bagaimana. Saya nggak gengsi. Yang penting saya bicara jujur tentang kondisi saat itu. Segala menderita. Saya percaya hati manusia bukan terbuat dari batu. Mereka pasti bisa memahami,” tuturnya.

Indayati kini lega dan bersyukur, omset JRP sudah pulih 100% dan utangnya tersisa 30%. Ia optimis, akan mampu segera menuntaskan utang tersebut. 

Demi mengurangi pengeluaran, kantor JRP di Surabaya pindah ke lokasi baru di gedung yang lebih modern dengan harga sewa yang lebih terjangkau, meski JRP harus kehilangan grand piano yang ikonik menghiasi ruang tamunya yang luas di kantor lama.

Cek Artikel:  Dibintangi Wulan Guritno, Sinema Danyang: Mahar Ganti Nyawa Diangkat dari Kisah Konkret Pesugihan dan Ganti Tumbal

“Memang sayang sekali. Tapi harus ada yang dikorbankan demi kondisi yang lebih baik. Saya realistis aja. Yang penting nggak utang. Tempat yang baru ini better than before,” katanya optimis.

Indayati menambahkan, setiap orang bisa sukses. Tetapi tak ada resep kesuksesan yang jitu dan ampuh. Resep kesuksesan seseorang belum tentu bisa diterapkan oleh orang lain tergantung karakter masing-masing, kondisi, pekerjaan, bidang yang digeluti dan faktor-faktor lain.

“Sukses atau gagal itu ada masanya. Kalau gagal, cepat bangkit. Kalau sukses, jangan sombong. Tetaplah rendah hati dan terus meningkatkan kesuksesan,” pungkas Indayati yang  meyakini kata bijak ‘tidak ada kesuksesan kesusahan yang abadi.’(HAP)

 

Baca Juga:
Jarang Senyum di Masa Covid, Orang-orang di Jepang Ikuti Instrukturan Agar Dapat Senyum Kembali

 

Mungkin Anda Menyukai