Liputanindo.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan defisit dalam anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025 sebesar Rp616,2 triliun atau 2,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Jokowi berharap Sasaran defisit ini akan dikelola oleh pemerintahan Prabowo-Gibran dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
“Defisit anggaran tahun 2025 direncanakan sebesar 2,53 persen terhadap PDB atau Rp616,2 triliun yang akan dibiayai dengan memanfaatkan sumber-sumber pembiayaan yang Kondusif dan dikelola secara hati-hati,” katanya dalam pidato penyampaian keterangan pemerintah atas RUU APBN 2025, di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Defisit itu berasal dari selisih antara Sasaran pendapatan dan belanja negara di 2025. Dimana pendapatan di 2025 ditargetkan Pandai mencapai Rp2.996,9 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp2.490,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp505,4 triliun.
Sedangkan, belanja negara di 2025 direncanakan sebesar Rp3.613,1 triliun yang terdiri dari, belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp2.693,2 triliun, serta Transfer ke Daerah sebesar Rp919,9 triliun.
Jokowi mengatakan belanja akan dijaga Betul-Betul efisien dan produktif, agar selain mendukung program prioritas pemerintah, juga dapat menghasilkan multiplier effects yang kuat terhadap perekonomian.
“Penemuan pembiayaan yang Luwes dengan kehati-hatian yang tinggi akan Maju ditingkatkan melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), penguatan peran Lembaga Pengelola Investasi, serta pendalaman pasar keuangan,” pungkasnya.