PRESIDEN Joko Widodo mengingatkan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 tak kalau rumit dengan Pemilihan Lazim (Pemilu) Februari lalu. Jokowi menekankan bahwa permasalahan pada pelaksanaan pemilu sebelumnya jangan sampai terulang kembali.
Apalagi, pilkada akan digelar serentak di semua provinsi, kabupaten, dan kota.
“Ini pilkada serentak pertama kali, sekali dilaksanakan di 508 Kabupaten/kota dan 37 Provinsi. Eksis sebanyak 203 juta pemilih di daftar pemilih sementara, atau tepatnya 203.920.554 pemilih,” ujar Presiden Jokowi pada Konsolidasi Nasional kesiapan Pilkada Serentak 2024 di JCC, Jakarta, Selasa (20/8/2024).
Baca juga : Urus Kampanye Pilkada 2024, KPU-Bawaslu Diminta Belajar dari Pemilu 2024
Dirinya meminta Komisi Pemilihan Lazim (KPU) dan stakeholder terkait untuk saling bekerja sama.
“Saya hanya ingin menekankan masalah-masalah di masa lalu jangan sampai terulang lagi, yang berkaitan dengan pendaftaran pemilih, data pemilih yang tidak akurat, atau data terdaftar ganda, kemudian juga masalah distribusi logistik, penyimpanannya, kekurangan logistik. Hati-hati betul masalah ini,” kata Jokowi.
Selain itu, potensi kerusakan alat dan surat suara harus diantisipasi. Termasuk potensi gangguan keamanan. “Definisinya keamanan dan kesehatan harus betul-betul kita perhatikan bersama-sama,” tuturnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menekankan pentingnya sosialisasi terkait proses perhitungan suara. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk meminimalisasi kesalahan dalam perhitungan suara.
“Sosialisasi sangat penting, selain itu juga pada proses perhitungan suara, kesalahan penghitungan suara, baik akibat oleh kesalahan manusia ataupun kesalahan sistem IT yang juga terjadi,” ungkapnya. (Bob/P-3)