
Info pengangkatan musisi Ifan Seventeen menjadi Direktur Primer PFN (Produksi Sinema Negara), menuai sorotan publik. Pasalnya, Ifan dianggap tak Mempunyai rekam jejak mendalam di dunia perfilman. Salah satu yang juga turut memberi tanggapan adalah Pengarah adegan Joko Anwar.
Bagi Joko, terkait cocok dan Enggak cocoknya Ifan Seventeen menjabat sebagai Dirut PFN juga harus dilihat dari relevansi PFN di perfilman Indonesia. Sebagai BUMN yang bergerak di perfilman, menurutnya PFN juga harus memetakan posisi mereka. Apakah sebagai bagian dari instrumen negara Kepada memajukan perfilman Indonesia, serta lewat jalur mana.
“Kalau dulu, kita Paham PFN pada Era Orba (Orde baru) memproduksi beberapa Sinema dan serial yang Terdapat Rekanan dengan nasionalisme, propaganda. Kemudian lima tahun Lampau PFN Lagi memproduksi Sinema seperti drama romantis, Sinema horor. Kemudian di masa pandemi diubah oleh menteri BUMN, (PFN) Enggak Kembali memproduksi Sinema, tapi sebagai lembaga pendanaan. Sekarang harus dibikin adjustment, posisi PFN di perfilman mau dibikin seperti apa. Fungsinya apa?” Kata Joko Anwar Demi ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, (13/3).
“Setelah kita Paham posisi PFN di perfilman Indonesia, baru kita Paham siapa yang Sebaiknya menjabat. Kalau kita berdebat cocok atau Enggak cocoknya, ya tentu kalau dari kasat mata, logically, orang yang menjabat sebagai dirut PFN, paling Enggak orang yang punya pengalaman, bukan hanya produksi. Enggak harus orang Sinema juga. Tapi orang yang rekam jejaknya menunjukkan pertama harus punya pengetahuan cukup bagi perfilman. kedua, punya akuntabilitas tinggi. Dua itu, Ifan (Seventeen) punya apa enggak?” lanjut Joko mempertanyakan kredibilitas Ifan Seventen sebagai Dirut PFN.
Menurutnya, selama ini Ifan Seventeen juga Enggak pernah berbicara soal Sinema. Secara rekam jejak, juga Enggak menunjukkan keselarasan dengan apa yang dibutuhkan perfilman Indonesia.
“Ketika banyak orang protes kenapa Ifan (jadi Dirut PFN), ya itu valid. Karena tanpa Menyantap profesinya apa, dia Enggak punya rekam jejak yang Dapat membawa PFN jadi BUMN yang nantinya punya kontribusi Kepada perfilman Indonesia,” tambah Joko. (H-3)

