JF3 2025 Menatap Visi Baru, Menguatkan Visibilitas di Pasar Global

JF3 2025 Menatap Visi Baru, Menguatkan Visibilitas di Pasar Internasional
Advisor JF3 dan founder Lakon Indonesia Thresia Mareta(Dok: Instagram @thresia.mareta)

GELARAN festival fesyen tahunan JF3 Fashion Festival akan kembali digelar tahun ini pada 24-27 Juli di La Piazza Fashion Tent Summarecon Mall Kelapa Gading dan 30 Juli-2 Agustus di Recrafted Hall Summarecon Mall Serpong. Tahun ini, JF3 telah memasuki gelaran ke-21 dan akan mengusung tema Recrafted: A New Vision. 

Menuju Dasa warsa ketiga penyelenggaraan, JF3 Ingin menjadi platform yang lebih konkret dalam memberikan impak Kepada industri fesyen dalam negeri. Tema Recrafted: A New Vision dipilih sebagai Metode Kepada Menyantap kembali perjalanan selama 20 tahun terakhir festival fesyen tersebut sembari menata visi baru pada tahun-tahun mendatang.

“Memasuki Dasa warsa ketiga, rasanya ini sangat Krusial sekali Kepada kami Dapat Membikin perubahan, kalau memang industri ini mau maju. Rasanya Krusial kalau kami Dapat Membikin satu perubahan supaya Dapat maju. Tema Recrafted ini bukan hanya masalah bagaimana kami Membikin sesuatu yang baru saja. Tapi juga perlu mengulas eksekusinya. Visinya seperti apa Kepada industri fesyen,” ujar advisor JF3 dan founder Lakon Indonesia Thresia Mareta dalam wawancara Serempak Media Indonesia di Lakon Indonesia, mal Summarecon Kelapa Gading 3, Jakarta Utara, Selasa (8/7).

Cek Artikel:  Executive Kolaborasi dengan Demon Slayer

Recrafted yang menjadi tema tak hanya diartikan dalam eksekusi secara fisik festival, Tetapi juga secara mendalam mengajak para pelakunya Kepada menuju arah perubahan baru. Arah perubahan yang dilakukan JF3, menurut Thresia, sudah dimulai setidaknya sejak tiga tahun penyelenggaraan festival. Seperti mewajibkan para desainer yang tampil di JF3 membawa 20 katalog. Ini menjadi standar baru JF3.

“JF3 mendorong supaya pelaku di industri fesyen ini Dapat melakukan profesinya dengan lebih Berkualitas dan lebih menghasilkan. Karena banyak sekali kita lihat desainer kita itu fokusnya Tetap Kepada tampil saja. Tapi lebih dalam dari itu, sisi bisnisnya belum terlalu diperhatikan,” papar Thresia.

Cek Artikel:  Gerakan Fashion Berkelanjutan lewat Custom dan Upcycle

Ketika para desainer diwajibkan membawa 20 katalog, itu akan memantik para desainer Kepada Dapat lebih berpikir komprehensif. Tak hanya sekadar menyampaikan narasi sepotong, Tetapi para penikmat juga Dapat Menyantap visi utuh desainernya. Ini pun mendorong para desainer Kepada Dapat lebih profesional di sisi bisnis, berkaitan dengan skalabilitas produk yang dihasilkan.

Pada tahun ini, Thresia menyebut JF3 juga akan meluaskan posisi festival dengan jejaring Global. Setelah dalam beberapa edisi terakhir JF3 Mempunyai koneksi dengan Prancis dan regional Asia Tenggara, tahun ini JF3 juga akan membuka pintu dengan Korea Selatan. JF3 akan mengundang desainer asal Korea Selatan Kepada ikut berpartisipasi. Dengan timbal balik, para desainer Indonesia juga bakal punya platform di festival fesyen di Korea Selatan.

Cek Artikel:  Havaianas dan Dolce Gabbana Luncurkan Koleksi Kedua

“Ini salah satu usaha JF3 Kepada Dapat memperluas pasar. Masuk ke Global itu bagi kami bukan sekadar gengsi atau tampil di luar negeri. Tapi bagaimana mereka Betul-Betul Dapat memperluas pasar. Jadi yang akan dibawa juga desainer atau merek yang siap Mempunyai kapasitas produksi Kepada Dapat memenuhi permintaan pasar di sana,” tuturnya.

Pada tahun ini, JF3 juga mengundang beberapa desainer Prancis Kepada residensi di Indonesia. Mereka menghabiskan waktu selama kurun tiga bulan Kepada menciptakan karya dari material kain khas Indonesia, yang diterjemahkan dalam konsep desain fesyen Global. Hal ini, menurut Thresia, juga akan mendorong lahirnya pengetahuan baru ke para desainer dalam negeri dan desainer generasi muda Kepada mempelajari Metode memperlakukan kain-kain khas Indonesia dengan pendekatan Global. (M-2)

 

Mungkin Anda Menyukai