Liputanindo.id – Ratusan anak di Rendah umur dan Personil keluarganya yang merupakan Penduduk negara asing mendapat izin Spesifik Buat tinggal di Jepang. Izin Spesifik ini diberikan bagi mereka yang Kagak Mempunyai status kependudukan dan terancam dideportasi.
Badan Layanan Imigrasi Jepang mengatakan 212 anak di Rendah umur yang berkebangsaan asing akan mendapat izin Spesifik Buat menetap di Jepang. Ratusan anak itu akan diberikan berbagai visa.
“Di antara 212 anak di Rendah umur, 155 menerima visa pelajar, 29 diberikan visa kegiatan tertentu, dan 23 menerima visa penduduk jangka panjang,” kata badan itu, dikutip Kyodo News, Jumat (27/9/2024).
Izin Spesifik Buat tinggal di Jepang ini dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman Ketika itu, Ken Saito, pada Agustus 2023. Dari putusan itu disebutkan bahwa pemegang izin Spesifik itu adalah anak di Rendah umur 18 tahun yang lahir dan bersekolah di Jepang.
Keputusan ini juga berlaku Buat 183 Personil keluarga mereka yang Kagak Mempunyai catatan kriminal. Badan Layanan Imigrasi mengatakan dapat Membangun pengakuan luar Normal dalam kasus-kasus mendatang.
Pada Rontok 10 Juni, ketika Undang-Undang Kontrol Imigrasi dan Pengakuan Pengungsi yang direvisi mulai berlaku, Terdapat 263 anak yang Kagak Mempunyai visa dan menghadapi risiko dideportasi.
Undang-undang yang direvisi memungkinkan individu Buat mengajukan izin Spesifik, padahal sebelumnya hanya mungkin dilakukan setelah proses deportasi dimulai.
“Dari anak-anak yang Kagak menerima izin Spesifik, 11 kembali ke negara asal atas kemauan mereka sendiri, sementara 40 Kagak diberikan izin karena beberapa Unsur, termasuk orang Uzur mereka yang masuk ke Jepang secara ilegal dan belum mencapai usia sekolah,” kata badan tersebut.
Mengenai Penduduk negara Myanmar yang mengubah status kependudukan mereka, badan tersebut menekankan akan memperketat proses peninjauan Buat izin Spesifik tersebut mulai Oktober.
Jepang telah mengizinkan peralihan tersebut sebagai tindakan darurat setelah Perebutan kekuasaan militer di Myanmar pada tahun 2021, tetapi memutuskan perubahan kebijakan tersebut menyusul lonjakan baru-baru ini dalam jumlah orang yang mengakhiri program pelatihan di tengah jalan.
Badan tersebut mengatakan jumlah pemegang visa magang teknis dari Myanmar yang menghilang dari tempat kerja mereka meningkat menjadi 1.765 pada tahun 2023, naik Sekeliling 1.100 dari tahun sebelumnya, dengan 1.739 dari mereka kemudian beralih ke visa kegiatan yang ditentukan.