Jepang Hancurkan Kondominium Mewah di Tokyo, Disebut Halangi Pemandangan Gunung Fuji

Liputanindo.id – Jepang akan menghancurkan gedung kondominium 10 Alas di bagian barat Tokyo karena menghalangi pemandangan Gunung Fuji. Pembongkaran itu dilakukan setelah penduduk setempat mengeluh ke pemerintah.

Pejabat kota mengatakan perusahaan pengembang, Sekisui House Ltd., memberi Paham mereka pada Copot 4 Juni bahwa mereka telah memutuskan Buat menghentikan proyek tersebut. Pengembang mempromosikan bangunan tersebut sebagai kondominium pertama yang dijual di jalan Kunitachi Fujimi-dori dalam 10 tahun.

Seorang perwakilan Sekisui House mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa struktur tersebut dibongkar karena perusahaan Enggak cukup mempertimbangkan Dampak proyek terhadap Area Sekeliling dan lanskap.

“Kami sibuk menjelaskan situasinya kepada calon pembeli dan juga Kaum,” kata pejabat kota, dikutip Asahi, Selasa (11/6/2024).

Bangunan itu Mempunyai 18 unit itu dikenal dengan ‘Gurandomezon Kunitachi Fujimi-dori’, yang terletak di distrik Naka, kota Kunitachi berjarak Sekeliling 10 menit berjalan kaki dari Stasiun Kunitachi di Jalur JR Chuo.

Cek Artikel:  Kapolri TNI-Polri Niscayakan Tak Terdapat Ancaman Keamanan selam KTT IAF di Bali

Pembangunan kondominium telah menjadi bahan perdebatan sengit sejak awal perencanaan pembangunan. Kaum berulang kali menyatakan keprihatinannya mengenai Dampak bangunan tersebut terhadap pemandangan Gunung Fuji setinggi 3.776 meter serta sinar Mentari terhadap pemukiman di sekitarnya.

Pada bulan Juni 2021, dewan pembangunan kota yang terdiri dari Ahli akademis dan Kaum Bersua Buat membahas solusi dari pembangunan kondominium.

Mereka menyimpulkan bahwa kondominium tersebut, Apabila selesai dibangun, akan tumpang tindih dan merusak pemandangan Gunung Fuji, terlihat dari panjang jalan Fujimi-dori yang membentang ke barat daya Stasiun Kunitachi, dan kawasan sekitarnya.

Sebagai tanggapan, Sekisui House memutuskan Buat mengubah kondominium dari struktur 11 Alas menjadi bangunan 10 Alas.

Cek Artikel:  Kementerian Kesehatan India Minta Dokter Kembali Bekerja, Ingatkan Kasus Demam Berdarah dan Malaria

Pada bulan Juli 2022, dewan menyerahkan laporan dan memuji perubahan rencana pengembang. Tetapi mereka menyatakan, perlu dilakukan pengurangan lebih jumlah Alas dan Ciptaan yang meluas.

“Dari sudut pandang kesinambungan dengan kawasan pemukiman di sekitarnya, diperlukan pengurangan lebih lanjut jumlah Alas dan Ciptaan lainnya,” katanya.

Pada bulan Maret dan April tahun itu, pengembang mengadakan pertemuan dengan Kaum setempat Buat membahas masalah tersebut. Selama pertemuan tersebut, Kaum meminta agar ketinggian kondominium dikurangi menjadi empat Alas, dan luas bangunan serta total luas Alas dikurangi menjadi Sekeliling Separuh dari cetak biru aslinya.

Sebagai tanggapan, pengembang mengatakan perubahan yang mereka usulkan akan memberi tekanan pada potensi bisnis Buat menghasilkan keuntungan.

Percakapan itu pun berjalan Enggak sesuai Cita-cita dengan kesepakatan bahwa akan sulit mencapai kompromi antara kedua pihak dan Enggak Terdapat prospek Buat merekonsiliasi pendapat.

Cek Artikel:  Demi Perundingan Mesir, Serangan Udara Israel Tewaskan 36 Penduduk Gaza

Pembahasan dihentikan setelah dua kali pertemuan.

Seorang Perempuan berusia 91 tahun yang tinggal di lingkungan tersebut mengatakan bahwa dia menentang pembangunan tersebut dengan Argumen bahwa kondominium tersebut akan mengganggu pandangan dan kemampuannya Buat mendapatkan banyak sinar Mentari.

Tetapi seiring berjalannya pekerjaan Pembangunan, dia menerima pemikiran bahwa setelah bangunan selesai dibangun, Enggak Terdapat Tengah yang perlu dilakukan. Akan tetapi, pengembang memutuskan Buat menghancurkannya.

“Sungguh sia-sia kondominium yang indah ini.Apabila mereka harus menghancurkannya, mereka Semestinya Enggak membangunnya sejak awal,” kata Perempuan itu.

“Saya Mau mendengar penjelasan yang Jernih dari pengembang dan pemerintah kota tentang bagaimana hal ini Bisa terjadi,” pungkasnya.

Mungkin Anda Menyukai