Liputanindo.id – Jepang mencabut peringatan gempa besar yang berpotensi terjadi dalam seminggu terakhir. Peringatan gempa besar itu dicabut setelah tidak ada aktivitas seismik besar yang terjadi di sekitar Palung Nankai, asal gempa besar terjadi.
Badan Meteorologi Jepang menyatakan bahwa hingga Rabu (14/8), tidak mendeteksi aktivitas seismik yang menunjukkan adanya perubahan yang mengkhawatirkan di area yang diduga sebagai asal gempa besar. Peringatan gempa besar itu pun dicabut setelah diterapkan di 707 kotamadya di 29 prefektur yang diperkirakan akan terkena dampak tsunami besar bila gempar terjadi.
Mengutip Kyodo News, pemerintah memperkirakan skenario terburuk dari gempa besar di Palung Nankai dapat mengakibatkan kerugian lebih dari 200 triliun yen (Rp21 kuadriliun).
Gempa bumi berkekuatan 9,0 dengan episentrum dekat daratan akan meningkatkan kerusakan akibat runtuhnya perumahan dan infrastruktur, serta berkurangnya aktivitas bisnis. Di Kuroshio di Prefektur Kochi, Jepang bagian barat, tsunami setinggi 34 meter diperkirakan akan terjadi seusai gempa besar.
Menurut prefektur tersebut, lebih dari 100 pusat evakuasi telah didirikan, dengan hingga 63 orang telah mencari perlindungan. Sejumlah pemesanan hotel di wilayah tersebut bahkan dibatalkan menyusul peringatan gempa besar itu.
Peringatan gempa besar dikeluarkan beberapa jam setelah gempa berkekuatan 7,1 magnitudo mengguncang Jepang barat daya pada 8 Agustus. Titik gempa itu fokus di perairan lepas Prefektur Miyazaki, di tepi barat Palung Nankai.
Palung Nankai adalah palung dasar laut yang membentang di sepanjang pantai Pasifik Jepang tempat lempeng tektonik Eurasia dan Laut Filipina bertemu.
Lebih lanjut, beberapa pantai di Jepang bagian barat dan barat daya yang ditutup untuk berenang setelah gempa minggu lalu telah dibuka kembali.
Sejarah menunjukkan bahwa gempa bumi besar di sekitar Palung Nankai terjadi setiap 100 hingga 150 tahun. Kurang Lebih 80 tahun telah berlalu sejak gempa terakhir.
Gempa bumi yang menghancurkan wilayah timur laut Jepang pada tanggal 11 Maret 2011, memicu tsunami besar dan mengakibatkan bencana pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi. Gempa bumi ini tercatat berkekuatan 9,0 skala Richter, gempa bumi terkuat yang pernah tercatat di Jepang.