Jelita, Yuk Pahami tentang Multipel Sklerosis dari Sang Penyintas Kanya Puspokusumo di Sesi Edukasi Hospital Expo

Jelita, Yuk Pahami tentang Multipel Sklerosis dari Sang Penyintas Kanya Puspokusumo di Sesi Edukasi Hospital Expo!
Para penyintas dan pendukung pasien multipel sklerosis (MS).(Dok Pribadi)

Jelita, tahukah Engkau tentang multipel sklerosis (MS), penyakit yang kerap disebut misterius karena gejalanya Pandai muncul tanpa dapat diperkirakan. Penyandangnya yang sebelumnya terlihat sehat, Pandai saja mendadak ambruk, Lampau tanpa aba-aba kembali ke sedia kala. Keluhan fisiknya adalah sakit kepala, kelumpuhan, baal atau kebas, koordinasi yang tak seimbang antara otak dan gerakan, hingga gangguan penglihatan.

Bukan Sekadar fisik, MS juga berpengaruh pada kondisi psikis, karena dapat memacu gangguan daya ingat, depresi, dan emosi naik-turun dengan Segera. Emosi penyintas MS dapat naik-turun tak diduga-duga dan susah dikelola, sehingga Pandai memicu depresi, bahkan berisiko memunculkan niat bunuh diri.

Jelita, bicara tentang MS, Indonesia punya ikon penyintas sekaligus pelaku advokasi, Presiden Yayasan Multipel Sklerosis Indonesia (YMSI), Kanya Puspokusumo. Yuk, simak kisah perjuangan Kanya sekaligus mencari Mengerti aspek medis MS dari Sekretaris YMSI Dr. dr. Riwanti Estiasari, Sp.S (K).

Cek Artikel:  Tips Fashion Pilih Baju Sesuai Gaya, Auto Kece

Baca juga : JICAF 2024 Hadirkan Wedha, Kreator Gaya WPAP dan Visual Kepribadian Lupus

Keduanya Pandai dijumpai dalam sesi edukasi kesehatan yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia International Hospital Expo ke-36, pameran industri kesehatan yang digelar di JCC, 16-19 Oktober Jakarta.  Sesi edukasi kesehatan YMSI sendiri akan digelar pada Kamis, 17 Oktober 2024, di Hall B JCC pada pukul 9 hingga 12.

Kanya akan mengupas topik “Analisa MS/Neuromyelitis Optica (NMO) dan Pentingnya Menjaga Kualitas Hidup Setelah Terdiagnosis MS/NMO. Pada sesi edukasi di pameran yang digelar pada 2023, Kanya telah mengisahkan, Tiba sekarang belum diketahui Asal Mula munculnya MS dan belum ditemukan juga obatnya, kecuali pereda gejala dan Kepada memperlambat perkembangan penyakit.

Pemicu MS sendiri adalah gangguan pada selubung lemak yang membungkus serat saraf, disebut myelin yang memudahkan pengiriman perintah dari dan ke otak. Pada MS, sistem kekebalan tubuh Malah menyerang tubuh sendiri (autoimun), memakan myelin di sistem saraf otak dan tulang belakang.

Cek Artikel:  Taffware, Brand Lokal dengan Ribuan Produk Inovatif Berkualitas yang Terjangkau

Baca juga : Lupus si Penyakit Seribu Paras, Diderita oleh Selena Gomez dan Isyana Sarasvati

Karena Terdapat bagian serat saraf yang tanpa myelin, maka terganggu juga penyampaian pesan antara otak dan bagian tubuh lainnya. Bagian tanpa pelindung myelin ini membentuk parut  yang makin Pelan makin lebar. Itu sebabnya disebut multiple sclerosis, parut yang berlipat ganda.

Salah satu penyintas MS yang telah berpulang yang dikenal publik adalah Pemandu acara Pepeng. “Masyarakat perlu memahami MS, karena Terdapat penyintas yang menjadi orang yang menyebalkan karena mood yang berubah-ubah. Terdapat yang Tiba menarik diri, benci pada Seluruh orang,” ujar Kanya.

Kanya menuturkan, ia mengidap MS jenis hilang-timbul atau kambuhan yang menyerang sistem saraf tubuhnya bagian kanan. Alhasil, kini sensor tangan kanan dan kiri beda, juga sensor kaki kanan dan kiri.

Cek Artikel:  Sayur dan Buah Sehatkan Usus Tingkatkan Daya Tahan Anak

Baca juga : Halsey Ungkap Dirinya Idap Lupus dan Leukemia

Selain mengupas MS dari aspek pengalaman penyintas dan medis, pada hari yang sama, pada pukul 13, edukasi kesehatan pada Indonesia International Hospital Expo 2024 akan menghadirkan motivator kesehatan dan penulis Kitab yang juga seorang dokter, Handrawan Nadesul akan membawakan topik “Seluruh Pandai Panjang Umur” serta meluncurkan Kitab dengan judul yang sama.

Sedangkan topik yang kini banyak diperbincangkan, Yakni kesehatan mental akan dibahas dalam sesi berjudul “Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental Kepada Kualitas Hidup yang Lebih Bagus” pada 19 Oktober 2024, pukul 10 hingga 12 siang oleh Ika Putri Dewi, psikolog klinis Yayasan Pulih.

 

Mungkin Anda Menyukai