Jelang Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.350 per Dolar AS

Ilustrasi rupiah. Metrototvnews.com/Eko Nordiansyah

Jakarta: Nilai Ubah (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Perkumpulan (AS) pada penutupan perdagangan hari ini akhirnya mengalami penguatan. Rupiah Pandai melanjutkan tren penguatan sejak pagi tadi meski hanya sedikit.

Mengutip data Bloomberg, Jumat, 13 Maret 2025, nilai Ubah rupiah terhadap USD ditutup di level Rp16.350 per USD. Mata Dana Garuda tersebut menguat 78 poin atau setara 0,47 persen.

Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di Area hijau pada posisi Rp16.344 per USD. Rupiah naik 75 poin atau setara 0,46 persen dari Rp16.419 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Sedangkan berdasar pada data kurs Surat keterangan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp16.392 per USD. Mata Dana Garuda tersebut menguat dari perdagangan sebelumnya di level Rp16.428 per USD.
 

Cek Artikel:  Harga Minyak Dunia Tetap Tertekan


(Ilustrasi rupiah. MI/Pius Erlangga)

Sejumlah sentimen memengaruhi pergerakan rupiah

Dari luar negeri, Analis pasar Dana Ibrahim Assuaibi memperingatkan bahwa meskipun pergerakan pasar optimistis, kekhawatiran mendasar seperti ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi Mendunia tetap Terdapat. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa volatilitas pasar dapat Maju berlanjut dalam waktu dekat.

Sebelumnya, bea masuk sebesar 25 persen yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump Kepada baja dan aluminium yang mulai berlaku pekan ini. Sementara, Trump mengancam Kepada meningkatkan perang dagang Mendunia dengan tarif lebih lanjut pada barang-barang Uni Eropa.

Ketika ini, pasar juga tertuju pada data indeks harga produsen AS periode Februari 2025, sebagai petunjuk lebih lanjut tentang inflasi AS. Inflasi yang lebih rendah memberi ruang The Fed Kepada memangkas Etnis Mengembang lebih lanjut.

Cek Artikel:  Rupiah Lanjut Melemah hingga Sentuh Rp15.500/USD

Dari dalam negeri, sentimen berasal dari pemaparan APBN yang pada Februari 2025 mencatatkan defisit Rp31,2 triliun, setara dengan 0,13 persen produk domestik bruto (PDB). Defisit itu melebar dari posisi bulan sebelumnya atau Januari 2025, Merukapan Rp23,5 triliun atau 0,1 persen PDB. 

Mungkin Anda Menyukai