Jatuhnya Rezim Assad Bangkitkan Ekonomi Suriah

Jatuhnya Rezim Assad Bangkitkan Ekonomi Suriah
Ilustrasi.(123RF)

JATUHNYA rezim Bashar al-Assad pada 8 Desember membawa kelegaan Konkret bagi Kaum dan ekonomi Suriah. Jatuhnya rezim Enggak hanya menyingkirkan kekuatan penindas seperti militer, polisi, dan mafia tetapi juga menandai dimulainya babak ekonomi baru, menurut Kaum Suriah.

Di Dasar pemerintahan baru, Restriksi ketat terhadap perdagangan mata Doku — yang dulunya dapat dihukum hingga tujuh tahun penjara — telah dicabut, bersamaan denda besar.

Peraturan ekspor impor dipermudah, dan upah pegawai publik meningkat hingga 300 persen, menurut pernyataan pemerintah. Bank-bank kembali dibuka dan bahkan panjangnya antrian di ATM di Damaskus menjadi pemandangan Lumrah.

Harga komoditas seperti tepung, gula, dan bahan bakar mulai turun. Di Dasar Assad, tentara yang berpenghasilan 35 dolar AS ( 570.000 rupiah) per bulan dilaporkan bertindak sebagai penegak mafia, memeras Doku dari Kaum dan bisnis.

Cek Artikel:  Remaja AS Keturunan Palestina Korban Serangan Maut di New Orleans

Ketika rezim berkuasa pejabat tinggi mereka memonopoli bahan-bahan pokok, Membangun harga meningkat melalui suap dan skema pasar gelap.

“Sejak 8 Desember, semuanya berubah 180 derajat,” kata Wisam Bakdash, manajer generasi ketiga Bakdash Ice Cream di Al-Hamidiyah Souq yang ikonik.

“Kaum berbelanja ketika mereka Gembira, Tetapi rasa takut Membangun mereka enggan membeli. Sekarang, keamanan ekonomi, masyarakat dan bahkan Paras mereka telah berubah, yang dulunya muram, sekarang tersenyum,” kata Bakdash kepada Anadolu.

Ia mencatat bahwa pencabutan Restriksi pertukaran mata Doku telah menyebabkan harga turun, sehingga kebutuhan pokok seperti gula dan (minuman) salep menjadi lebih terjangkau.

Ia menambahkan bahwa tokoh-tokoh yang terkait dengan rezim sebelumnya mengendalikan barang-barang ini Demi Meningkatkan harga demi keuntungan pribadi.

Cek Artikel:  CEO American Airlines Buka Bunyi soal Tabrakan Pesawat dengan Helikopter Militer AS

Dengan membaiknya situasi ekonomi di Suriah, Pasar Al-Hamidiyah, yang dibangun pada era Ottoman, telah kembali ramai. Papan nama toko kini mengiklankan penukaran mata Doku dalam dolar, euro, dan lira Turki, sementara pedagang kaki lima memanggil calon pelanggan.

Sebelumnya, membawa mata Doku asing merupakan pelanggaran yang dapat dijatuhi hukuman penjara, sekarang menjadi hal yang lumrah, dimana penduduk Suriah dapat secara terbuka memperdagangkan Doku di pasar.

Sebuah spanduk dipasang Demi merayakan kemerdekaan Suriah dipasang mencolok di pasar, sementara kawasan Kristen di Kota Uzur Damaskus dihiasi dekorasi perayaan Natal.

Masyarakat terlihat memakai busana penuh Rona Ketika meninggalkan gereja, menambah suasana kota yang semarak. Kebangkitan ekonomi juga terlihat dalam praktik bisnis. Mesin hitung Doku, yang dulunya langka, kini Eksis di mana-mana di toko-toko dan pasar.

Cek Artikel:  5 Fakta Pesawat Terbakar di Bandara Busan hingga Nasib 176 Penumpang dan Awak Kabin

Dengan Doku kertas Suriah terbesar — 5.000 lira (Rp8.000) — yang hanya cukup Demi membeli Separuh liter air, Kaum Suriah sering membawa setumpuk Doku Kontan Demi transaksi harian. Meskipun kartu bank berfungsi, biaya rekening yang tinggi Membangun banyak orang enggan menggunakannya. (Ant/Z-6)

Mungkin Anda Menyukai