Jantung Pandai Kena Rematik? Kenali Tandanya Sebelum Terlambat!

Liputanindo.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan siaran bertemakan jantung rematik di Jakarta, Kamis (27/2/2025). Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RSJPD Asa Kita Amiliana Mardiani Soesanto menjelaskan perlu menjaga pola hidup Bersih dan sehat Demi menghindari penyakit tersebut.

Dalam siaran bertema “Jantung Pandai Kena Rematik? Kenali Tandanya Sebelum Terlambat!”, Amiliana menyebutkan bahwa penyakit jantung rematik disebabkan oleh tiga Unsur, yakni lingkungan, kuman Streptococcus, serta genetik.

Dia menyebutkan penyakit jantung rematik dimulai Demi seseorang Tetap kecil, kemudian terserang kuman tersebut sehingga menderita infeksi tenggorokan. Tubuh anak tersebut, katanya, kemudian membentuk antibodi Demi menyerang kuman itu, tetapi antibodi tersebut malah menyerang tubuhnya sendiri sehingga terjadi komplikasi dari tonsilofaringitis.

Cek Artikel:  Hadapi Cuaca Panas Ekstrem, Ini 5 Metode Bikin Rumah Adem Tanpa Boros Listrik

“Pada anak-anak itu yang kita sebut sebagai demam rematik. Nanti demam rematik itu berjalan Maju prosesnya. Setelah anak itu berusia Sepuluh tahun ke-3 atau ke-4, umur 20-an, 30-an, kemudian Tutup-Tutup jantungnya rusak karena proses tadi itu. Setelah katuk jantungnya rusak, maka kita sebut sebagai penyakit jantung rematik,” katanya dikutip dari Antara.

Dokter itu menambahkan proses kerusakan itu pelan-pelan, tapi progresif, Tamat pada suatu titik kerusakan itu sudah mengganggu fungsi, seperti katupnya bocor, atau jadi menyempit.

Dia menjelaskan terdapat prevensi Esensial dan sekunder Demi mencegah ini, yakni dengan obat-obatan, penisilin, Demi mencegah demam reumatik menjadi penyakit jantung reumatik, dan Kalau dilakukan lebih awal, dapat mencegah infeksi tenggorok menjadi demam reumatik.

Cek Artikel:  Kenali Manfaat Prebiotik Dalam Menjaga Kesehatan Pencernaan Anak

Amiliana menyebutkan yang menjadi tantangan adalah gejala infeksi tenggorokan akibat streptococcus Enggak dapat dibedakan dengan infeksi tenggorokan lainnya, sehingga dia pun mengingatkan orang Sepuh Demi Enggak menyepelekan infeksi itu.

“Jangan dianggap enteng, betul-betul diperiksakan ke dokter. Pada awal-awal belum Eksis demam, yang namanya demam rematik mungkin beberapa Demi, beberapa minggu Tamat beberapa bulan, timbul setelah infeksi tenggorokan itu,” katanya.

Dia menyebutkan Unsur risiko berupa genetik Enggak Pandai diapa-apakan, tetapi Unsur lingkungan serta kuman dapat dikontrol. Lingkungan yang dapat memicu infeksi ini, katanya, adalah lingkungan padat penduduk serta yang Enggak higienis.

“Kita mesti jaga lingkungan, jaga kebersihan lingkungan, pola hidup kita juga Bersih, Nah kalau Demi kumannya, ya diobat, dapat antibiotik dengan waktu yang Pas,” ujarnya.

Cek Artikel:  Pemasangan Chattra Borobudur Ditunda, Kemenag Ajukan 7 Upaya Strategis

Mungkin Anda Menyukai