Jangan Pandang Ringan Pengaruh Samping Alergi Obat

Jangan Pandang Ringan Efek Samping Alergi Obat
Ilustrasi(freepik.com )

PERNAHKAH Jels mengalami kejadian tidak biasanya setelah mengonsumsi obat? Misalnya mata membengkak, sesak napas, badan berkeringat dingin, jantung berdetak lebih kencang dari biasanya, atau gatal-gatal di seluruh tubuh? Dapat jadi, Jels mengalami alergi obat.

Konsultan alergi imunologi dari Rumah Lara Pondok Indah, dr Cemburus Rengganis SpPD-KAI mengamini kondisi seperti di atas merupakan reaksi berlebihan atau hipersensitif tubuh terhadap bahan yang terdapat dalam obat yang dikonsumsi atau sering disebut alergi obat (drug adverse reaction)

Reaksi ini muncul karena sistem kekebalan tubuh menganggap zat tertentu dalam obat tersebut sebagai substansi yang bisa membahayakan tubuh. “Alergi obat merupakan reaksi hipersensitif terhadap bahan yang terdapat dalam obat yang diminum,” kata Cemburus, belum lama ini.

Cek Artikel:  Begini Metode Istimewa Menikmati Kopi Susu ala Korea

Baca juga : Kalsium dan DHA Pengaruhi Sel Imun Ibu Hamil

Menurutnya, sebagian besar efek dari alergi masih dipandang sebagai hal yang ringan, berupa gatal-gatal, bersin, hingga batuk. Tetapi, rupanya alergi obat juga memiliki efek yang tidak bisa dipandang sederhana. Sebut saja sesak napas atau napas pendek, mata terasa gatal atau berair, hingga memicu anafilaksis.

Anafilaksis adalah reaksi alergi yang menyebabkan kegagalan fungsi sistem tubuh secara luas. Kondisi tersebut sangat serius dan bisa berakibat fatal sehingga memerlukan penanganan darurat.

Menurutnya, alergi obat bisa terjadi pada siapa pun tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. “Solusinya hanya menghindari obat yang sudah diketahui alergi sebelumnya,” ucapnya.

Cek Artikel:  Waspada, Ini Bahaya Tersembunyi dari Renang

Baca juga : Hindari Alergi Debu, Pilih Pemurni Udara yang Penyaringan Tiga Tahap

Dapat dideteksi

Ia memaparkan bahwa alergi pada obat memang sulit untuk dicegah saat terjadi untuk pertama kali. Tetapi, reaksinya bisa dipantau dokter. Dokter selalu mengomunikasikan kepada pasien untuk tidak menunggu sekitar 20 menit setelah penyuntikan guna melihat kemungkinan reaksi obat yang terjadi.

Alergi obat bisa dideteksi dengan mudah. Pada umumnya, reaksi alergi akan muncul secara bertahap seiring dengan kekebalan tubuh yang membangun antibodi untuk melawan obat tersebut. Pada penggunaan pertama, tubuh akan menilai obat sebagai substansi berbahaya bagi tubuh, kemudian mengembangkan antibodi secara perlahan-lahan. Setelah itu, barulah antibodi ini mendeteksi dan menyerang subtansi dari obat tersebut. Proses ini yang akan memicu terjadi gejala-gejala alergi obat.

Cek Artikel:  Teknologi Terbaru Car-T Cell Atasi Kanker Darah, Tingkatkan Asa Hidup

“Alergi obat 80% faktor genetik dan 20% faktor diri. Tetapi, tidak selalu keturunan yang memiliki risiko alergi akan memiliki alergi yang sama. Itu karena reaksi yang ada pada tubuh seseorang bisa beda-beda, tapi memiliki potensi turunan tersebut,” jelas Cemburus.

Bagi Anda yang menderita alergi obat, Cemburus pun menekankan pentingnya kesadaran untuk memahami kandungan dalam obat. “Saya selalu sampaikan ke pasien untuk menghafalnya. Misalnya, parasetamol kan nama dagangnya banyak. Tetapi, yang harus diperhatikan ialah nama generiknya. Ketika kita sudah paham punya alergi obat tertentu, ini akan merekam jejak medis kita.” (H-2)

Mungkin Anda Menyukai