Jangan Kuatir, Pascaoperasi Kanker Ovarium, Jelita Lagi Berpeluang Punya Keturunan

Jangan Kuatir, Pascaoperasi Kanker Ovarium, Jelita Masih Berpeluang Punya Keturunan
Ilustrasi(freepik.com)

TUMOR ganas indung telur (kanker ovarium) adalah keganasan yang berasal dari indung telur, selanjutnya disebut dengan kanker ovarium. Tiba saat ini kanker ovarium dikenal sebagai silent killer (pembunuh tak kentara) karena tidak ada gejala dan deteksi dini. Perubahan dari indung telur normal sampai menjadi kanker bisa berjalan dalam waktu singkat dan tidak bisa diprediksi. 

Berkualitas di negara maju maupun negara berkembang, kanker ovarium sebagian besar terdeteksi pada stadium lanjut. “Tiba saat ini tidak ada deteksi dini kanker ovarium. Pemeriksaan yang ada, mulai USG, CT scan, MRI, tumor marker dan sebagainya hanya bisa menentukan kondisi saat pemeriksaan. Tetapi pemeriksaan ini tidak bisa memperkiran keadaan 1-2 tahun ke depan, atau bahkan beberapa bulan ke depan,” jelas DR. Dr. Brahmana Askandar, SpOG, SubSp.Ok, Dokter Spesialis Obestetri dan Ginekologi, Ketua IDI Cabang Surabaya

Bagaimana dengan kanker ovarium pada usia muda? Hal ini selalu menjadi tanda tanya, mengingat kanker berasal dari organ ovarium yang fungsinya untuk reproduksi. 

Cek Artikel:  Anak Anda Terbang Sendirian Yuks Siapkan Mereka Hadapi Penundaan dan Pembatalan dengan Tips Berikut

Baca juga : Kanker, PR Pelan yang Belum Terselesaikan

Untungnya kanker ovarium yang terjadi pada usia muda, utamanya dibawah usia 30 tahun, merupakan jenis germ cell, yang prognosisnya lebih baik daripada jenis epitel (90% persen kanker ovarium adalah tipe epitel). 

Kejadian kanker ovarium tipe germ cell, puncaknya pada usia 15-19 tahun, yaitu saat usia-usia sekolah. Tetapi demikian tidak perlu kuatir berlebihan, oleh karena angka kejadian kanker indung telur secara umum berkisar 1 dari 200.000 perempuan, dan 15-20% nya adalah tipe germ cell, dan dari figur ini hanya 3% dari semua tipe germ cell adalah kanker ganas. 

Menurut dr Brahmana, kanker ovarium tipe germ cell mempunyai prognosis yang baik oleh karena sebagian besar terdiagnosis pada stadium dini. Selain itu, kanker tipe ini sangat sensitif terhadap kemoterapi dibanding tipe kanker ovarium yang lain 

Cek Artikel:  Intip Pameran Koleksi Kebaya Ibu Tien Soeharto di Istora pada Hari Kebaya Nasional

Baca juga : Risiko Kanker Ovarium Lagi Terdapat Meski Rahim Diangkat

Operasi pada kanker ovarium tipe germ cell bersifat konservatif, dengan selalu berusaha mempertahankan indung telur yang sehat dan rahim. “Operasi ini tidak mengangkat semua organ reproduksi sehingga masih memungkinkan untuk memiliki keturunan di kemudian hari,” kata dia.  

Pascaoperasi, sebagian besar kanker ovarium tipe germ cell memerlukan kemoterapi 3-4 seri. Hanya sebagian kecil tidak memerlukan kemoterapi pasca operasi. Dokter akan mengevaluasi hasil pemeriksaan patologi (pemeriksaan sel) pada ovarium yang diangkat, untuk menentukan perlu tidaknya diberikan kemoterapi pasca operasi. 

Mengapa diberikan kemoterapi, padahal penyakitnya sudah diangkat? “Pertanyaan ini selalu muncul dalam benak pasien. Kemoterapi yang diberikan pasca operasi bertujuan membasmi sel kanker yang mikroskopis, alias mensterilkan, oleh karena yang diangkat adalah yang kasat mata, yang tidak kasat mata, tugas kemoterapi untuk membasmi,” jelasnya.

Cek Artikel:  Mari Hempaskan Imej Perempuan Tak Pandai Merawat Kendaraan, Ini Empat Langkah Menyayangi Mobil Anda

Baca juga : Penderita Kanker Payudara Perlu Dapat Dukungan Moral

“Pascapemberian kemoterapi dan dinyatakan sembuh, 85% penderita kanker ovarium tipe germ cell bisa hamil dan melahirkan bayi,” kata dr Brahmana.

Setelah dinyatakan sembuh, penderita kanker ovarium harus tetap harus melakukan kontrol rutin untuk memantau risiko kekambuhan, kontrol tiap 3 bulan sekali selama 2 tahun dan selanjutnya tiap 6 bulan sekali sampai tahun ke-5.

Asa hidup (prognosis) kanker digambarkan dalan angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival rate). Pada kanker ovarium tipe germ cell, angka ketahanan hidup 5 tahun pada stadium I sekitar 97% bahkan pada stadium lanjut, angka ketahanan hidupnya masih berkisar 71%. Tiba saat ini tidak ada pencegahan dan metode deteksi dini untuk kanker ovarium. (H-2)

Mungkin Anda Menyukai