MENCARI orang Bagus, punya kapasitas, kapabilitas, akseptabilitas, dan kepemimpinan di negeri ini bukan perkara mudah. Tiga bakal calon presiden, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, Tetap belum mendapatkan calon pendamping Kepada berkontestasi dalam Pemilu 2024. Padahal, waktu Maju berjalan. Pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden tinggal empat bulan Kembali, yakni 19 Oktober hingga 25 November 2023.
Meski Terdapat nama-nama yang dianggap layak menjadi bacawapres, seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Erick Thohir, Sandiaga Uno, Muhaimin Iskandar, Andika Perkasa, Mahfud MD, Ridwan Kamil, Yenny Wahid, dan Khofifah Indar Parawansa, dari mereka belum Terdapat yang dipinang para bacapres. Pertarungan capres dalam pemilu kali ini memang berbeda. Sungguh berbeda, bahkan boleh disebut persaingan terpanas Kalau dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Pasalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali menegaskan bakal cawe-cawe dalam menentukan siapa yang menjadi penerusnya.
Jokowi Enggak akan membiarkan begitu saja pesta rakyat dalam memilih pemimpinnya berlangsung dengan normal, penuh kegembiraan, dan demokratis. Intervensi Jokowi Enggak sekadar menentukan figur capres, tetapi juga tentu saja figur cawapres. Berdasarkan hasil sejumlah survei, tak Terdapat bacapres yang mendominasi pilihan masyarakat, Bagus Prabowo, Ganjar, maupun Anies. Alhasil, Jokowi harus memastikan bacawapres yang dipilihnya Bisa menguasai pertarungan dalam pilpres.
Jokowi tampaknya berada dalam kebimbangan di antara memuluskan jalan Ganjar atau Prabowo dalam kontestasi pilpres. Di satu sisi, sebagai petugas partai, mantan Wali Kota Solo itu harus tegak lurus dengan perintah Ketua Lazim PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, yakni memenangkan Ganjar dalam persaingan menuju RI-1. Di sisi lain, kedekatan Jokowi dengan Prabowo dalam berbagai kesempatan, bahkan bolak-balik ke Istana Kepresidenan belakangan ini, menunjukkan mantan Gubernur DKI itu Ingin melapangkan jalan Prabowo Kepada meraih singgasana kepresidenan.
Di tengah dilema antara Ganjar dan Prabowo, Jokowi juga harus memperhitungkan kekuatan Anies yang tak Bisa dianggap remeh. Perjalanan Anies menuju puncak kekuasaan di Republik ini bukan tol yang mulus, melainkan perjalanan yang penuh kerikil, bahkan batu besar yang menghadang dengan berbagai jurus. Partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan Kepada Persatuan, yakni PKS dan Demokrat, digoda dan dirayu Kepada meninggalkan Bahtera koalisi. Mirisnya, Partai NasDem dilemahkan dengan proses hukum yang menimpa kader-kader mereka. Enggak hanya itu, Anies Tetap diincar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus Formula E.
Pemilu ialah pesta demokrasi rakyat, bukan pestanya elite politik. Merekalah pemegang kedaulatan di negeri ini. Percayalah dengan rakyat, rakyat sudah cerdas. Serahkan kepada rakyat, apakah mau keberlanjutan atau perubahan. Gitu saja kok repot!